ChanelMuslim.com – Peserta Business trip Jaringan Pengusaha Muslim Indonesia (JPMI) DKI Jaya intip kesuksesan produk Wardah milik PT Paragon Technology and Innovation di Tangerang, Sabtu (03/11).
Program Business trip ini menjadi kegiatan belajar bisnis langsung ke ahlinya. Peserta yang memang sudah memiliki usaha bisa bertanya face to face dengan Nurhayati Subakat, CEO PT Paragon Technology and Innovation.
Menurut Nurhayati Subakat, pengusaha yang ingin membangun brand butuh kesabaran. Pelan-pelan terlebih dahulu dan tidak perlu terburu-buru. Dari segi promosi misalnya, promosi produk ke orang lain mulailah dari yang kecil dulu.
“Untuk promosi yang kecil-kecil dulu aja gak apa-apa. Saya juga dulu gak bisa promo ke tv langsung. Kalau pengalaman saya, jadi saat kita mau launching produk, kita harus hitung uang yang keluar berapa untuk promosi,” tuturnya.
Biaya promosi tidak perlu mengorbankan pendapatan, terlebih saat awal membangun perusahaan. Brand Wardah yang berdiri tahun 1995 pun, baru bisa promosi iklan di televisi di tahun 2010.
Disiplin budget memang harus konsisten. Biaya promosi wajib menyesuaikan omset. Menjaga cashflow perlu dibiasakan.
"Jadi kalau fokus di iklan dulu, mungkin dapetnya lumayan lansung ada efek, tapi tidak akan bertahan lama,” ujar Harman, Direktur Marketing PT Paragon Technology and Innovation.
Permainan promosi bisa dimainkan seperti itu ketika perusahaan memang sudah memeiliki strategi yang matang.
Produk terkenal bukan hanya sekadar promosi saja. Ada tugas marketing yang benar dan inovasi yang harus terus diciptakan.
Dalam masa awal-awal berdirinya brand Wardah, usaha meyakinkan orang agar memakai Wardah bukan hal yang mudah.
Awal masuk ke toko satu ke toko lainnya sering ditolak. Ia pun mencoba bergerak melalui promosi secara door to door.
“Terus jangan tergoda yang langsung, biasanya kalau toko-toko itu suka ngegoda, dari pada kamu nawarin gak ada yang mau, mening kasih saya aja deh, saya yang handel di pasar. Nah ini jangan dipercaya,” tambah Harman yang juga anak dari Ibu Nurhayari Subakat.
Ketika perusahaan sudah besar, jangan tergoda dengan perusahaan yang lebih besar untuk bergabung. Hal tersebut terkadang menjadi bumerang bagi perusahaan sendiri, nantinya perusahaan yang mau bergabung akan minta lebih dominan.
Selain itu, selama berbisnis, ilmu harus dicari. Tidak boleh berhenti, meskipun bisnis semakin maju.
Di sisi yang lain, sebagai orang Indonesia, pengusaha seharusnya lebih percaya diri memasarkan produknya daripada produk luar negeri.
“Kelebihan perusahaan lokal sebenarnya lebih cepat sosialisasinya, sedangkan kosmetik itu trennya juga juga cepat. Jadi kita harus lebih cepat melakukan perubahan yg dilakukan,” tutupnya. (Firda)