ChanelMuslim.com – Suci Yulianty, guru Sekolah Dasar di salah satu Kota Bekasi tertawa ketika ditanya apakah ada muridnya yang jadi pegawai negeri sipil.
"Kalau jadi pegawai negeri sipil belum ada kayaknya, tetapi kalau jadi caleg ada,"katanya saat dihubungi ChanelMuslim.com, Ahad (25/11/2018).
Bagi seorang guru sepertinya bangga ketika melihat murid-muridnya sukses.
"Saya bangga banget, apalagi ada yang jadi imam besar di beberapa negara seperti Amerika dan Australia. Ada juga yang jadi Caleg. Gurunya masih di sini-sini aja,"katanya.
Meski ia tidak menampik untuk menjadi PNS yang bergaji tinggi. Tetapi bagi guru swasta sepertinya, ia harus kerja bagai kuda.
"Sulit bagi guru swasta menjadi guru PNS. Kakak saya saja yang sudah berpuluh tahun menjadi Kepala Sekolah Taman Kanak-Kanak di Kota Bekasi harus dimutasi, mengajar di SD dan kuliah lagi,"tambahnya.
Gaji di Bawah Satu Juta
Suci masih bersyukur gajinya tidak di bawah satu juga. Namun, masih banyak guru SD yang di bawah gaji satu juta. Sebetulnya, ia merasa sedih ketika ia membandingkan pendapatan kawan-kawannya yang melebihi dirinya.
"Sedih sih karena masih di bawah UMR (Upah Minimum Provinsi), tapi saya ikhlas,"katanya.
Terkadang ia ingin sekali mencari pekerjaan lain. Namun, karena panggilan hati ia masih bertahan sampai saat ini.
"Saya pernah berpikir ingin hengkang dari profesi ini, tapi mau bagaimana lagi. Ini sudah panggilan hati,"tambahnya.
Selama sepuluh tahun mengajar menjadi guru. Ia merasa senang ketika melihat siswa-siswinya menjadi orang sukses.
"Dulu, kita melihat bagaimana mereka kecilnya. Ketika besar dan sukses kita bangga banget,"katanya dengan senyum sumringah.
Sebagai guru, kata Suci, hanya membimbing dan mendoakan.
"Selebihnya adalah usaha mereka, kan?"tanyanya kepada ChanelMuslim.com
Meski gajinya pas-pasan, ia sangat bersyukur karena ternyata ada juga kawannya yang gajinya hanya lima ratus ribu per bulan.
Padahal pertama mengajar ia digaji delapan ratus ribu rupiah. Dari gaji itu, kata Suci, hanya habis di ongkos saja
"Bayangkan dari Pondok Gede ke cakung habis deh di ongkos," ujarnya.
Kemudian ia melanjutkan S2 tetapi gajinya tidak naik sesuai harapan.
"Naik gaji hanya seratus ribu, gila kan?"tanyanya.
Ketika ditanya berarti menjadi guru tidak ada masa depan. Ia justru menampik hal itu. Menurutnya menjadi guru bukan soal gaji tetapi karena profesi ini sangat mulia.
"Ada masa depan. Ya ingin masuk syurga, ini kan profesi mulia,"sanggahnya.
Sertifikasi Guru yang Sulit
Apalagi ia belum sertifikasi guru. Gajinya sampai sekarang hanya naik beberapa ratus ribu saja. Menurutnya, jika kita sudah sertifikasi mendapat tambahan penghasilan satu juta lima ratus rupiah. Maka bagi guru sepertinya, sertifikasi guru itu wajib meski itu sulit mendapatkannya.
"Tapi tambahan satu juta lima ratus itu dibayarnya rapel,"katanya tertawa.
Sehingga bisa dikatakan sertifikasi guru itu sebagai menolong pendapat guru. Bagi dirinya yang masih belum berkeluarga, gaji yang di bawah UMR itu sebetulnya seperti sesak napas. Karena ia harus membayar sewa kos yang mencapai tujuh ratus ribu. Tetapi ia merasa kesal dengan pemerintah yang persyaratannya berubah setiap tahun.
"Ngaruh walau nggak signifikan kali ya. Syaratnya itu berubah tiap tahun. Jengkel saya sama pemerintah,"ujarnya.
Jika sudah sertifikasi, kata Suci, akan ada penyamaan gaji seperti PNS.
"Sebulan minimal bisa mendapatkan tiga juta rupiah,"katanya.
Namun, untuk sertifikasi guru itu sulit. Syaratnya minimal sudah mengajar lima tahun.
"Sudah menjadi pegawai tetap, akta 4 dan mengajarnya harus linear,"katanya
Yang jadi masalah bagi Suci adalah antara apa yang ia ajar dengan jurusannya tidak linear.
"Saya sudah coba ambil sertifikasi. Lolos Uji Kompetisi Guru tapi saat scan Ijazah langsung ditolak permanen karena tidak linear. Padahal secara pengalaman mengajar saya sudah mumpuni,"katanya.
Pemerintah, kata Suci, seharusnya melihat juga pengalaman guru meski tidak linear. Namun, kata Suci, sertifiksi guru itu bukan jalan satu-satunya mendapatkan pendapatan.
"Pasrah saja dengan sulitnya sertifikasi guru, tapi itu kan bukan jalan satu-satunya,"katanya.
Karena di Kota Bekasi, kata Suci, ada tambahan tunjangan profesi bagi guru yang masih honorer.
"Tiap enam bulam dapat empat juta,"katanya sumringah.
Misalnya dengan mencuri-curi waktu mengajar di tempat lain. Walau, kata Suci, kadang diintegorasi.
"Tapi untuk mengajar itu paling ekstra kurikuler karena padatnya waktu,"katanya.
Yang paling pintar mencari tambahan mengajar, kata Suci, guru swasta dibandingkan dengan guru di sekolah negeri.
"Kan kalau guru swasta apa-apa harus buat sendiri berbeda dengan guru sekolah negeri. Nah dari sana mungkin muncul sisi kreatifitas. Sekarang kan diwajibkan kurikulum tiga belas. Beberapa guru bisa mendapat tambahan menjadi guru instruktur tersebut dengan membuat pelatihan,"katanya.
Harapan di Hari Guru
Di hari guru ini ia berharap sistem pendidikan di Indonesia dari segi kurikulum lebih baik lagi.
"Jangan memberatkan murid maupun guru. Begitu juga dengan gaji dinaikkan tanpa syarat,"katanya.
Apalagi biasa sekolah semakin mahal terutama swasta. Menurutnya jika bayaran mahal pastinya sebanding juga dengan perbaikan nasib guru.
Ia juga meminta jangan ada sebutan guru honorer dengan guru PNS karena menurut Suci seperti merendahkan profesinya.
"Di swasta apalagi, pegawai tetap-pegawai kontrak. Kan kita pendidik bukan karyawan,"ujarnya mengeluarkan kekesalan. (Ilham)