?ChanelMuslim.com – Adalah Komunitas Warung Baca Mata Air, sebuah komunitas yang lahir dari rasa peduli kepada nasib anak-anak Indonesia yang lebih gemar bermain di warung internet (warnet) selama berjam-jam ketimbang membaca buku. Hal tersebut diungkapkan oleh Founder Komunitas Warung Baca Mata Air, Sisi Wahyu.
“Kalau bisa Pak Jokowi blusukan ke warnet-warnet, supaya tahu kalau anak-anak lebih suka menghabiskan waktu bermain di warnet ketimbang baca buku,” ujar Sisi seperti chanelmuslim.com kutip dari Kompas.com, Minggu (21/5).
Fenomena ini yang mendorong Sisi untuk membuat komunitas yang memberikan wadah bagi anak-anak tumbuh dan belajar bersama.
Berawal dari 27 Oktober 2008, Sisi menjadikan rumahnya di kompleks Setneg RI, Kelurahan Pondok Kacang Barat, kota Tangerang, Banten, sebagai tempat anak-anak belajar.
Dengan dibantu beberapa relawan, Sisi mulai mengajar anak-anak di sekitar lingkungan rumahnya secara gratis.
Mereka mengadakan berbagai kegiatan setiap minggunya, mulai dari membaca, menulis dan lain sebagainya.
Selama sembilan tahun Sisi tekun menjalankan inisiatif sosialnya itu dan relawan bertambah jumlahnya, meski datang silih berganti.
Umumnya mereka adalah mahasiswa dan pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Pola pembelajaran di Warung Baca Mata Air dikemas dalam bentuk sharing dan bermain yang menyenangkan.
Ada empat kegiatan utama komunitas tersebut yakni ruang baca atau perpustakaan, warung baca keliling “Modus” atau Motor Kardus, kelas entrepreneur dan ruang belajar IT.
“Saya terus berupaya membangun tempat pembelajaran di area penduduk. Mendekati anak pada buku dengan berbagai daya yang kami bisa,” tutur bunda empat orang anak ini kepada Kompas.
Kemudian sekitar Oktober 2016, komunitas tersebut mendapat pinjaman sebuah ruangan di kantor RW (Rukun Warga) komplek Setneg RI untuk menyimpan buku-buku donasi dari berbagai pihak.
Setiap hari Minggu pagi, tempat itu juga digunakan untuk melakukan kegiatan belajar anak-anak ataupun sekadar membaca buku.
Anak-anak yang datang mulai dari berusia 3 tahun hingga 10 tahun. Mereka didampingi oleh beberapa relawan yang rata-rata masih berstatus mahasiswa dan pelajar.
“Perlahan komunitas ini menularkan rasa kepedulian di tengah masyarakat,” cerita Sisi.
Dan yang membanggakan pada Agustus 2016, Komunitas Warung Baca Mata Air menjadi pemenang kedua dalam Gramedia Reading Community Competition (GRCC) 2016 untuk regional DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, dan Lampung.
Terus Menginspirasi.(jwt/kompas)