ChanelMuslim.com – Di tengah mencuatnya kabar merger bank-bank syariah nasional berplat merah (BSM, BNI Syariah dan BRI Syariah), tidak menyurutkan langkah Bank Syariah Mandiri (BSM) untuk terus berkiprah membangun pemberdayaan ekonomi umat. Kali ini, BSM mengajak Jaringan Alumni Timur Tengah Indonesia (JATTI) untuk bersinergi dan berkolaborasi menebar manfaat bagi umat dan bangsa.
PP JATTI Jakarta menyelenggarakan webinar silaturahim dan diskusi pemberdayaan umat bersama Bank Syariah Mandiri pada hari Ahad (11/10/2020) melalui media zoom meeting dan disiarkan secara live melalui youtube. Hadir dalam acara webinar tersebut para pengurus JATTI Pusat, Ketua Umum Febrian Amanda, Lc., SH.I bersama sekjen JATTI, M. Irawan Taqwa, Lc., M.A., juga sekretaris Dewan Pembina Dr. Ridho Datuk dan para pengurus wilayah JATTI DKI Jakarta yang diketuai Arrafi Mughni, Lc., MA. bersama beberapa pengurus dan anggota.
Sementara dari Bank Syariah Mandiri, Vita Andriaty selaku Group Head Hajj & Umrah BSM juga sebagai salah satu ketua pengurus Yayasan BSM Umat, dan Jumadi Kurniawan selaku Fundraising Manager Group Laznas BSM. Keduanya hadir dan sekaligus memberikan materi sharing program dan informasi BSM. Beberapa pimpinan BSM lainnya ikut pula membersamai, di antaranya Yuri selaku GM BSM Sudirman.
Acara dipandu moderator Dr. Ahmadi Rojali. Kemudian berturut-turut memberikan sambutan, Ketua PW. JATTI DKI Jakarta Arrafi Mughni, Lc., MA. selaku tuan rumah dan fasilitator forum kegiatan tersebut. Selanjutnya Ketua Umum JATTI Pusat, Febrian Amanda turut memberikan pengantar sekapur sirih.
Dalam sambutannya, Febrian menekankan pentingnya memahami ekonomi Islam secara benar bagi para pelaku, pegiat dan pejuang ekonomi umat agar semangat membumikan ekonomi umat di bumi tercinta Indonesia ini terus menggelora. Ekonomi umat tentu berbeda dengan ekonomi kapitalis, liberal dan ribawi.
“Pondasi dasar ekonomi umat harus dilandasan kepada keimanan, serta dibalut dengan bingkai ukhuwah yang kuat,” ujarnya penuh semangat.
Sementara itu, sharing informasi dan program BSM disampaikan oleh Vita Andriaty mewakili pengurus Yayasan BSM Umat juga selaku Head Group Hajj dan Umrah BSM dan Jumadi Kurniawan dari Fundraising Manager Group Laznas BSM.
Dalam paparannya, Vita sepintas menyinggung sejarah tumbuh kembang BSM yang terus membangun kekuatan ekonomi umat di bumi Indonesia ini. Sederet prestasi yang patut disyukuri, di mana BSM sejak awal berdirinya di tahun 1999, dengan modal aset Rp365 milyar, kini aset BSM per September 2020 telah bernilai Rp119 triliyun. Merangkak dengan 8 kantor di masa awal, dan sekarang bertebaran sebanyak 865 kantor cabang. BSM dipastikan hadir di seluruh provinsi di Indonesia, dengan jumlah nasabah sekitar 6,7 juta. Dalam layanan haji dan umrah, BSM menjadi mitra yang paling diminati umat. Terbukti dari sekitar 4 juta antrian haji seluruh Indonesia, 1,5 jutanya adalah jamaah yang mendaftarkan melalui BSM.
Karena itu, sebagai bentuk syukur BSM, beberapa program kemanfaatan untuk umat dan pemberdayaan ekonomi umat digarap secara serius dan profesional melalui Laznas BSMU dan lembaga Wakaf yang keduanya bernaung di bawah Yayasan BSM Umat. Setiap tahun, tidak kurang dari Rp50 M dana zakat perusahaan dikelola dan disalurkan kepada mustahiknya.
Di sinilah peran JATTI diarapkan dapat mengokohkan dan menguatkan program pemberdayaan umat BSMU sehingga semakin membawa kemaslahatan lebih luas kepada ummat dan bangsa.
Secara lebih khusus, Jumadi Kurniawan selanjutnya memaparkan program dan profil singkat dari Laznas BSMU ini. Ada tiga pilar program yang menjadi visi misi BSMU mengelola dana Ziswaf, sosial dan CSR perusahaan. Ketiga pilar itu adalah; pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Di bidang pendidikan pemberdayaan dilakukan melalui program Bidik Umat. Di bidang kesehatan diwujudkan melalui program Simpati Umat, sedangkan di bidang ekonomi, sinergi dilakukan melalui program Mitra Umat.
Adapun segmen pemberdayaan program secara riilnya dilakukan dengan menjadikan tiga basis utama. Pertama segmen berbasis masjid, kedua segmen berbasis desa dan ketiga segmen berbasis pondok pesantren.
Sebagai gambaran, sekilas disampaikan portofolio program 2019. Program Mitra Umat tersalurkan dana Rp1.04 M dengan total penerima manfaat 755 di tiga desa binaan. Juga program UMKM dengan dana tersalurkan Rp982 juta dengan penerima manfaat sebanyak 215.
Adapun program Bidik Umat total dana tersalurkan Rp1.39 M dengan 90 penerima manfaat di 5 kampus ISDP. Di tingkat SMP dan SMA dana tersalurkan Rp4.79 M dengan total penerima manfaat 1865.
Sementara, program Simpati Umat total dana tersalurkan Rp1.47 M untuk 37.705 total penerima manfaat. Pengadaan unit mobil ambulan serta unit armada kesehatan lainnya dengan total dana penyaluran Rp2.2 M.
Selain itu, ada juga program pembangunan dan pemberdayaan masjid dalam tagline BSM Mengalirkan Berkah. Untuk program ini, tersalurkan dana Rp2.85 M bagi 57 masjid.
Harapan BSM untuk dapat bersinergi dengan JATTI sangat besar sekali, seperti diungkapkan Vita dalam paparannya. Mengingat JATTI sebagai wadah alumni Timur Tengah di Indonesia, memiliki kapasitas keilmuan yang mumpuni dalam mengedukasi dan sekaligus meliterasi umat terhadap pemahaman ekonomi umat yang baik, dan khususnya tentang bank syariah. Juga kehadiran JATTI yang walaupun baru berusia seumur jagung, namun telah merambah di 27 provinsi. Diharapkan peran para alumni di seluruh Indonesia ini dapat memberi warna positif bagi pemberdayaan ekonomi umat yang dijalankan BSMU dan lainnya.
Keseriusan program sinergi BSM dengan JATTI diungkapkan pula melalui pantun yang dilantunkan Vita, sekaligus menutup paparannya pada siang hari itu, “Mengawali dengan basmalah, mengakhiri dengan hamdalah, JATTI sinergi dengan Mandiri Syariah, semoga silaturahim ini penuh berkah.”[ind]