ChanelMuslim.com – Sahabat Muslim, mungkin kamu sering mendengar tentang amal jariyah, tapi bagaimana dengan dosa jariyah? Dosa ini terus mengalir meskipun pelakunya telah meninggal. Ngeri ya.
“Barangsiapa yang melakukan sunnah hasanah (kebiasaan yang baik) maka dia akan memperoleh pahalanya dan pahala orang yang mengikutinya, dengan tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun.
Dan barangsiapa yang melakukan sunnah sayyi’ah (kebiasaan yang buruk) maka ia akan mendapatkan dosanya dan dosa orang yang mengikutinya, dengan tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun”. (HR. Muslim)
Inilah yang dinamakan amal jariyah atau amal yang pahalanya terus mengalir kepada pelakunya dan dosa jariyah, yaitu dosa yang terus mengalir kepada pelakunya, meskipun pelakunya telah meninggal dunia.
Jangan sampai kita sudah meninggal tapi dosa kita terus mengalir untuk kita. Na’udzubillaahi min dzalik.
Baca Juga: Hukum Menceritakan Amal Sholih
Dua Dosa Jariyah yang Jarang Diketahui
Di antara sumber dosa jariyah yang telah diperingatkan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam adalah sebagai berikut.
Pertama: mempelopori perbuatan maksiat
Mempelopori dalam arti dia melakukan perbuatan maksiat itu di hadapan orang lain, sehingga banyak orang yang mengikutinya.
Meskipun dia sendiri tidak mengajak orang lain untuk mengikutinya.
Dalam sebuah hadist dari Jarir bin Abdillah, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
“Siapa yang mempelopori satu kebiasaan yang buruk dalam islam, maka dia mendapatkan dosa keburukan itu, dan dosa setiap orang yang melakukan keburukan itu karena ulahnya, tanpa dikurangi sedikitpun dosa mereka.”
(HR. Muslim)
Kedua: mengajak melakukan kesesatan dan maksiat
Ini adalah orang yang mengajak lingkungan sekitarnya untuk berbuat maksiat, meskipun dirinya tidak melakukan maksiat tersebut. Mereka mempropagandakan kemaksiatan.
Begitu pula sebaliknya. Amal perbuatan baik yang kita lakukan dan ditiru oleh orang lain, maka akan mendatangkan pahala jariyah pula bagi kita.
Iman seseorang tidak bisa dinilai melalui postingannya di media sosial.
Kita membuat postingan yang baik bukan untuk menunjukkan bahwa kita alim, sholeh maupun baik. Namun itulah salah satu kegunaan media sosial.
Boleh jadi postingan kita menjadi sebab orang lain mendapat hidayah. Dan yang paling butuh akan nasihat kita di media sosial, tidak lain adalah diri kita sendiri.
Semoga kita terhindar dari dosa jariyah.[ind]