Nggak cuma nafsu makan, nafsu ngomel, nafsu ingin didengar, diperhatikan dan lain-lain. Bahkan nafsu belanja juga kurang.
Kalau puasanya sering maka akan menarik ibadah lain untuk dikerjakan. Tiba-tiba jadi ingin tilawah banyak dan lain-lain. Juga nggak mau ribut sama orang. Jadi lebih memaklumi karena lemas kali ya.
Aku sharing tentang nafsu ya. Dalam KITAB AL HIKAM 170:
Baca juga: Berkaryalah dan Beribadahlah (Part 2)
Bagiannya hawa nafsu dalam perbuatan maksiat itu sangat jelas dan terang. Sedangkan bagian nafsu dalam perbuatan taat (ibadah) itu halus dan samar, untuk mengobati yang samar itu itu sangat sulit penyembuhannya.
Ketahuilah bahwa hawa nafsu itu selalu ambil bagian atau peran, baik dalam maksiat atau dalam taat (ibadah). Kepentingan nafsu dalam maksiat itu jelas, seperti zina dan minum-minuman keras. Dia jelas merasakan enaknya dan kepuasannya.
Karena nafsu mengajak maksiat itu tujuannya hanya ingin merasakan kenikmatan dan kepuasan. Dan akhirnya terjadi bencana kehinaan.
Sedangkan bagian nafsu dalam taat atau ibadah, sangatlah halus dan samar untuk diketahui dan disadari. Karena dalam taat atau ibadah itu, nafsu akan merasa berat. Karena semua ibadah itu selalu bertentangan dengan hawa nafsu.
Jadi, apabila nafsu memerintahkan untuk ibadah maka waspadalah! Dan telitilah apakah ada kepentingan nafsu di dalam ibadah tersebut. Taat dan ibadah seharusnya bertujuan mendekatkan diri kepada Allah azza wa jalla.
Allah berfirman, “Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. Yusuf: 53)
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jisc.jibbs.10
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
www.instagram.com/fifi.jubilea
Twitter: