ChanelMuslim.com – Surat Yasin ayat 61 menerangkan bahwa sudah seharusnya menyembah hanya kepada Allah karena hal itu merupakan jalan yang lurus. Sementara itu, ayat 62 menjelaskan bahwa setan itu sudah menyesatkan banyak manusia.
Baca Juga: Tafsir Surat Yasin Ayat 60, Setan Musuh yang Nyata
Isi Surat Yasin Ayat 61
وأَنِ اعْبُدُونِي هَذَا صِرَاطٌ مُسْتَقِيمٌ
“Dan seharusnya kalian menyembah hanya kepada-Ku, sesungguhnya ini adalah jalan yang lurus.”
Dikutip dari buku “TAFSIR SURAT YAASIN”, Ustaz Abu Utsman Kharisman, ayat ke-60 dan ayat ini (ayat ke-61) menunjukkan kesempurnaan tauhid barulah tercapai jika terdapat penafian dan penetapan.
Menafikan penyembahan kepada Syaithan, yang artinya penyembahan kepada segala sesuatu selain Allah, dan menetapkan bahwa ibadah hanya untuk Allah semata.
Ayat ini juga menunjukkan bahwa jalan yang lurus itu adalah mentauhidkan Allah dalam peribadatan.
ولَقَدْ أَضَلَّ مِنْكُمْ جِبِلًّا كَثِيرًا أَفَلَمْ تَكُونُوا تَعْقِلُونَ
“Dan sungguh Syaithan telah menyesatkan makhluk yang banyak di antara kalian. Apakah kalian tidak memikirkannya?” (Q.S. Yasin: 62)
Kata jibillan (bentuk jamak dari jabiil) dalam ayat tersebut artinya adalah sekumpulan umat (makhluk) yang banyak.
Ad-Dhohhak menyatakan, minimal satu kumpulan itu berjumlah 10 ribu. Dan tidak ada batasan maksimalnya (al-Muharror al-Wajiiz libni Athiyyah). Penggunaan kata jibbillah yang bermakna serupa, juga disebutkan dalam ayat lain.
وَاتَّقُوا الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالْجِبِلَّةَ الْأَوَّلِينَ
“Dan bertakwalah kalian kepada (Allah) yang telah menciptakan kalian dan (banyak) makhluk terdahulu (Q.S asy-Syu’araa’: 184).
Dalam ayat ini, Allah menjelaskan bahwa Syaithan telah menyesatkan banyak manusia. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam ayat lain:
وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ جَمِيعاً يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ قَدِ اسْتَكْثَرْتُمْ مِنَ الْأِنْسِ…
Dan pada hari (ketika) Allah mengumpulkan mereka seluruhnya, (Allah berfirman): wahai sekalian jin, sungguh kalian telah banyak (menyesatkan) manusia… (Q.S al-An’aam ayat 128).
Baca Juga: Surat Yasin Ayat 59, Barisan Orang Bertakwa dan Kafir
Cara Membaca
Iblis sebelumnya telah menyangka bahwa ia akan menyesatkan seluruh keturunan Adam kecuali hanya sedikit:
…لَئِنْ أَخَّرْتَنِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ لَأَحْتَنِكَنَّ ذُرِّيَّتَهُ إِلَّا قَلِيلًا
“Jika seandainya Engkau menunda (masa hidupku) hingga hari kiamat, sungguh aku akan memasang tali kekang untuk keturunannya (agar sesat) kecuali hanya sedikit (Q.S al-Israa’ : 62).
Allah juga menjelaskan bahwa persangkaan Iblis itu benar, bahwa yang mengikutinya banyak. Hanya sedikit saja kaum beriman yang tidak mengikuti Iblis:
وَلَقَدْ صَدَّقَ عَلَيْهِمْ إِبْلِيسُ ظَنَّهُ فَاتَّبَعُوهُ إِلَّا فَرِيقًا مِنَ الْمُؤْمِنِينَ
“Dan sesungguhnya Iblis telah dapat membuktikan kebenaran sangkaannya terhadap mereka lalu mereka mengikutinya, kecuali sebahagian dari orang-orang beriman (Q.S Saba’ : 20).
(Disarikan dari Tafsir Adhwaaul Bayaan lisySyinqithiy (6/298)) di dalam hadits yang shahih disebutkan bahwa setiap dari 1000 keturunan Adam, akan masuk anNaar 999 orang, hanya 1 yang masuk Jannah)
Sedangkan separuh penduduk Jannah adalah berasal dari umat Nabi Muhammad shollallahu alaihi wasallam.
Ada beberapa qira’ah (cara membaca) kata ‘jibillan’. Pertama, yang masyhur adalah jibillan: jim kasroh, ba’ kasroh, dan lam mengalami tasydid.
Ini adalah bacaan Nafi’ dan ‘Ashim, merupakan qiro’ah penduduk Madinah dan sebagian Kufah.
Kedua, dibaca jubulan, jim dan ba’ dhommah, lam tidak ditasydid. Ini adalah bacaan Abu ‘Amr dan Ibnu ‘Aamir, merupakan qiro’ah sebagian penduduk Makkah dan kebanyakan penduduk Kufah.
Ketiga, dibaca jublan : jim didhommah, ba’ disukun, lam tidak ditasydid. Ini adalah qiro’ah Ahlul Bashrah.
Semua bacaan tersebut memiliki makna yang sama, yaitu makhluk yang banyak. [Cms]