Chanelmuslim.com- Seandainya Allah mengazab seluruh makhlukNya, hal itu tidak menjadikanNya zalim terhadap makhluk, karena mereka adalah hamba dan milikNya. Pemilik dapat memperlakukan miliknya sekehendaknya. Tetapi, Allah swt. akan mengadili hamba-hambaNya dengan keadilan yang tiada bandingannya.
Allah telah menjelaskan kepada kita dalam banyak nas tentang sejumlah kaidah yang menjadi asas peradilan dan penghisaban pada hari kiamat. Yaitu:
3. Amal manusia akan diperlihatkan kepada mereka.
Di antara argumentasi Allah dan keadilanNya kepada para hambaNya adalah pengungkapan amal perbuatan saleh dan salah mereka, sehingga mereka dapat menilai sendiri diri mereka dan tidak ada lagi alasan bagi mereka.
Allah swt. berfirman, “Kepada Allahlah kamu semua kembali, lalu akan memberikan kepadamu apa yagn telah kamu kerjakan.” (Al-Maidah: 105)
Diperlihatkannya para hamba akan apa yang telah mereka lakukan ialah dengan memberikan lembaran-lembaran catatan amal mereka, dan mereka membacanya.
Allah swt. telah mengatakan kepada kita bahwa Dia menugaskan, pada setiap orang, dua malaikat yang mencatat perbuatan baik dan buruknya. Apabila orang itu mati, ditutuplah bukunya.
Ketika hari kiamat, buku itu diberikan kepadanya dan ia diperlihatkan membaca buku itu. Allah swt. berfirman, “Dan setiap manusia, Kami pasangkan kalung di tengkuknya dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang didapatinya terbuka. ‘Bacalah kitabmu! Cukup dirimu hari ini yang menjadi penghisab atas dirimu.” (QS. Al-Isra: 12)
Buku itu mencakup seluruh amal perbuatan, baik yang besar maupun yang kecil. “Dan diletakkanlah buku itu, maka kamu lihat orang-orang yang berdosa merasa ketakutan terhadap apa yang ada di dalamnya dan mengatakan, ‘Alangkah celakanya kami, buku apakah ini yang tidak meninggalkan hal yang kecil dan tidak yang besar, melainkan mencakupnya?’ Mereka mendapati apa yang tidak mereka lakukan itu ada. Dan Tuhanmu tidaklah menzalimi seorang pun juga.” (QS. Al-Kahfi: 49)
4. Pelipatgandaan kebaikan.
Di antara rahmatNya adalah dilipatgandakannya pahala amal saleh. “Jika kamu memberi pinjaman yang baik kepada Allah, Dia akan melipatgandakannya bagimu dan mengampuni kamu.” (QS. At-Taghabun: 14)
Pelipatgandaan kebaikan yang paling sedikit adalah sepuluh kali lipat. “Siapa yang membaca (berbuat) kebaikan, ia akan mendapat pahala sepuluh kali lipat.” (QS. Al-An’am: 160)
Ada pun keburukan dibalas dengan yang setimpal. “Dan siapa yang membaca (berbuat) keburukan, maka ia tidak dibalas kecuali dengan yang sepadan.” (QS. Al-An’am: 160) Ini adalah konsekuensi keadilan Allah swt.
Al-Hakim dalam Mustadraknya dan Ahmad dalam Musnadnya telah meriwayatkan dengan sanad yang hasan dari Abu Dzar r.a. bahwa Rasulullah saw. telah menyampaikan firman Allah swt., “Kebaikan itu sepuluh kali lipat atau Aku tambah lagi, sedangkan keburukan itu satu atau Aku ampuni. Jika engkau menemuiKu dengan kesalahan sepenuh bumi, selama engkau tidak mempersekutukan Aku, niscaya Aku menemuimu dengan ampunan sepenuh bumi.”
Di antara amal perbuatan yang oleh Rasul saw. dikabarkan dilipatgandakan sepuluh kali lipat adalah membaca Alquran. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh al-Qurthubi dan ad-Darimi dengan sanad yang sahih dari Ibnu Mas’ud disebutkan bahwa Rasulullah saw. bersabda.
“Siapa yang membaca satu huruf dari kitabullah (Alquran), maka ia mendapat satu kebaikan dan kebaikan itu dibalas sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan alif lam mim itu satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf.” (At-Tirmidzi mengatakan bahwa hadis ini hasan sahih dengan sanad gharib) (mh/foto:adis)