ChanelMuslim.com – Bersenang-senang dan bergembira dengan mengadakan pesta saat hari raya dan permainan yang halal. Bersenang dan bergembira ketika hari raya adalah bagian dari ketentuan syariat,
selama semua dilakukan sesuai syariat pula, tidak berlebihan, dan tidak membuat lupa dengan kewajiban.
Baca Juga: Tips agar Idul Fitri Tetap Semarak Meski di Rumah Aja
Bersenang-senang dan Mengadakan Pesta saat Hari Raya
Oleh: Ustaz Farid Nu’man Hasan
Berkata Syaikh Sayyid Sabiq Rahimahullah:
اللعب المباح، واللهو البرئ، والغناء الحسن، ذلك من شعائر الدين التي شرعها الله في يوم العيد، رياضة للبدن وترويحا عن النفس
Melakukan permainan yang dibolehkan, gurauan yang baik, nyanyian yang baik, semua itu termasuk di antara
syiar-syiar agama yang Allah tetapkan pada hari raya, untuk menyehatkan badan dan mengistirahatkan jiwa. (Fiqhus Sunnah, 1/323)
Dari Anas bin Malik Radhiallahu ‘Anhu, katanya:
قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ وَلَهُمْ يَوْمَانِ يَلْعَبُونَ فِيهِمَا فَقَالَ مَا هَذَانِ الْيَوْمَانِ قَالُوا كُنَّا نَلْعَبُ فِيهِمَا فِي الْجَاهِلِيَّةِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ قَدْ أَبْدَلَكُمْ بِهِمَا خَيْرًا مِنْهُمَا يَوْمَ الْأَضْحَى وَيَوْمَ الْفِطْرِ
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam datang ke Madinah, saat itu mereka memiliki dua hari untuk bermain-main. Lalu Beliau bersabda: “Dua hari apa ini?”
Mereka menjawab: “Dahulu, ketika kami masih jahiliyah kami bermain-main pada dua hari ini.”
Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab: “Sesungguhnya Allah telah menggantikan buat kalian dua hari itu dengan yang lebih baik darinya, yaitu Idul Adha dan Idul Fitri.”
(H.R. Abu Daud No. 1134, Ahmad No. 12006, Al Baihaqi dalam As Sunan Al Kubra No. 5918, Al Hakim dalam Al Mustadrak No. 1091, Abu Ya’la No. 3820)
Baca Juga: Muhasabah Diri di Hari Raya Idul Adha
Bermain saat Hari Raya
‘Aisyah Radhiallahu ‘Anha, bercerita:
أَنَّ الْحَبَشَةَ كَانُوا يَلْعَبُونَ عِنْدَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي يَوْمِ عِيدٍ، قَالَتْ: فَاطَّلَعْتُ مِنْ فَوْقِ عَاتِقِهِ ، فَطَأْطَأَ لِي رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْكِبَيْهِ، فَجَعَلْتُ أَنْظُرُ إِلَيْهِمْ مِنْ فَوْقِ عَاتِقِهِ حَتَّى شَبِعْتُ، ثُمَّ انْصَرَفْتُ
Orang-orang Habasyah (Etiopia) mengadakan permainan di hadapan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pada hari raya.
Dia (‘Aisyah) berkata: “Aku pun menonton di atas bahunya, dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam merendahkan bahunya untukku,
sehingga aku bisa melihat mereka di atas bahunya sampai aku puas, kemudian aku berpaling.”
(H.R. Ahmad No. 24296, An Nasa’i dalam As Sunan Al Kubra No. 1798, dan Sunan An Nasa’i No. 1594.
Dishahihkan oleh Syaikh Al Albani. Lihat Shahih wa Dhaif Sunan An Nasa’i No. 1594, juga Syaikh Syu’aib Al Arnauth.
Lihat Ta’liq Musnad Ahmad No. 24296)
‘Aisyah Radhiallahu ‘Anha juga cerita:
دَخَلَ أَبُو بَكْرٍ وَعِنْدِي جَارِيَتَانِ مِنْ جَوَارِي الْأَنْصَارِ تُغَنِّيَانِ بِمَا تَقَاوَلَتْ الْأَنْصَارُ يَوْمَ بُعَاثَ قَالَتْ وَلَيْسَتَا بِمُغَنِّيَتَيْنِ فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ أَمَزَامِيرُ الشَّيْطَانِ فِي بَيْتِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَذَلِكَ فِي يَوْمِ عِيدٍ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا أَبَا بَكْرٍ إِنَّ لِكُلِّ قَوْمٍ عِيدًا وَهَذَا عِيدُنَا “
Abu Bakar masuk ke rumah dan di hadapanku ada dua orang jariyah (budak remaja wanita) dari Anshar, mereka berdua sedang bernyanyi dengan syair yang mengingatkan kaum Anshar terhadap hari perang Bu’ats.”
Baca Juga: Kisah Nabi Muhammad saw saat Ingin Melihat Pertunjukan Musik
Bernyanyi dan Bermain Musik pada Hari Raya
Dia (‘Aisyah) berkata: “Mereka berdua bukanlah penyanyi.” Lalu Abu Bakar berkata: “Apakah seruling-seruling syaitan ada di rumah Rasulullah?”
Saat itu sedang hari raya. Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Wahai Abu Bakar, setiap kaum ada hari rayanya, dan hari ini adalah hari raya kita.”
(H.R. Bukhari No. 952, Muslim No. 892, Imam Muslim menambahkan bahwa dua jariyah ini memainkan duff/rebana).
Dalam riwayat lain ada tambahan:
دعهن يا أبا بكر فإنها أيام عيد فتعلم يهود أن فى ديننا فسحة إنى أرسلت بحنيفية سمحة
Biarkan mereka wahai Abu Bakar, sesungguhnya ini adalah hari raya, agar orang Yahudi tahu bahwa pada agama kita ada kelapangan, dan aku diutus dengan membawa agama yang hanif lagi lapang.
(H.R. Ahmad No. 24855, Alauddin Al Muttaqi Al Hindi, Kanzul ‘Ummal No. 40628. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan: hadits ini kuat, dan sanadnya hasan. Lihat Ta’liq Musnad Ahmad No. 24855).[ind]