ChanelMuslim.com – Siapapun bisa berbisnis, asal ada kemauan dan juga modal. Setelah semua berkembang pesat dan muncul pesaing bisnis yang sangat ketat, akhirnya dalam menjalankan bisnis pun kita memerlukan sesuatu untuk membuat produk tersebut terus berkelanjutan, tidak kalah saing, dan semakin berkembang, caranya adalah dengan menciptakan DNA Brand pada produk yang kita buat. Hal itu diungkapkan oleh Irna Mutiara, dalam acara sharing “Let’s Talk About Your DNA BRAND” pada Selasa, (6/8/2019) di Smesco Indonesia, Jakarta.
Lebih lanjut, muslimah Founder Islamic Fashion Institute tersebut mengatakan bahwa busana muslim di Indonesia sekarang sedang berkembang pesat.
“Kalau misalnya kita lihat 10 tahun ke belakang mungkin pemainnya masih sedikit, hanya brand-brand tertentu saja yang bermain di busana muslim. Tapi sekarang kita lihat banyak sekali di kancah bisnis, kenapa orang banyak yang memilih untuk berbisnis busana muslim, itu mungkin karena daya tarik kemudian keuntungannya juga,” ujar Mom Irna.
[gambar1]
Irna menambahkan bahwa dalam berbisnis busana muslim selain mendapatkan profit atau keuntungan yang besar, juga terdapat sisi syi’ar di dalamnya.
“Dengan kita niatkan untuk mengajak para muslimah menutup aurat itu masuk ke dalam syi’ar ya. Jadi insyaAllah kalau berbisnis busana muslim itu selain mengharapkan keuntungan materi juga mengharapkan keberkahan dari Allah swt,” ungkap pemilik brand IM Syar’i tersebut.
Irna pun mengatakan dalam sharing-nya, bahwa Indonesia subur dengan busana muslim, para influencer yang berbusana muslim semakin banyak digemari. Dengan demikian, bisa ditarik kesimpulan, semua orang punya niat untuk menjalankan bisnis busana muslim sehingga membuat persaingan semakin ketat.
“Untuk bertahan di tengah persaingan yang sangat ketat, diperlukan trik agar dikenang oleh pelanggan. Apa trik yang bisa membuat pelanggan itu mengingat brand kita? Punya identitas, punya DNA,” tegas Irna.
Wanita yang juga merupakan pendiri dari Hijabers Community tersebut memberi pengertian bahwa DNA itu merupakan pembawa sifat atau pembawa karakter, yang mencirikan siapa, kemudian menggambarkan target marketnya, dan mendekskripsikan tentang cerita di balik filosofi dan logo pada produk itu.
“Kalau kita punya produk, harus ada namanya, ada logonya, jadi orang bisa mengetahui dan mengingat. Dan kalau kita membuat Brand harus ada filosofinya sehingga customer bisa memahami maksud dari brand tersebut melalui filosofi brand yang kita buat,” lengkapnya.
Irna mengatakan, dengan membuat cara seperti itu, pebisnis akan mudah mempengaruhi para customer sehingga akan lebih mudah juga dalam berjualan. Itulah pentingnya ciri khas.
“Jadi kita jangan membuat hal yang terkesan biasa saja. Kalau biasa saja pesaingnya sangat banyak. Ketika kita mempunyai ciri khas, customer akan mencari kita. Tapi kalau kita tidak punya konsep, dan membuat kesan yang biasa aja, kita akan kalah saing dengan Fashionpreneur atau Fashion Designer lainnya,” tutup Irna dalam sharing talk-nya.[ind/Syifa]