USIA tua akan dialami setiap orang yang berumur panjang. Tapi, yang tua itu usianya, sementara jiwanya harus tetap muda.
Usia 60 ke atas disebut para ahli sebagai lansia. Hal ini ditandai dengan perubahan fisik. Antara lain, rambut memutih, otot mengendur, dan lainnya.
Namun begitu, biarkan yang tua itu bilangan usianya. Sementara, semangat hidup dan jiwanya tetap muda.
Kiat berikut ini semoga bisa membantu yang usianya tua tapi jiwanya bisa tetap muda dan enerjik.
Satu, Paksa Cara Berpikir ke Depan, bukan ke Belakang.
Umumnya orang tua selalu berpikir setback ke belakang. Misalnya, “Dahulu, saya cantik, lho!” “Dahulu, saya aktivis yang disegani.” Dan seterusnya.
Jika setback seperti ini dilakukan terus-menerus, maka jiwa kita akan beku. Seperti, kendaraan yang tak ingin lagi menanjak, maunya hanya menurun.
Cara berpikir ini akan mematok usia maksimal kita hanya saat ini. Selebihnya, hanya ingatan masa lalu, dan masa lalu.
Cobalah rangsang pikiran dan semangat untuk merencanakan masa akan datang. Misalnya, bulan depan mau buat apa, tahun depan mau bisnis apa, dan seterusnya.
Dua, Jangan Larut dengan Kecewa.
Masa tua bisa dibilang sebagai akumulasi dari perjalanan panjang berbagai pengalaman: baik dan buruk. Sayangnya, tidak sedikit orang yang hanya mengingat buruknya, bukan baiknya.
Misalnya, merasa berjasa pada anak-anak, tapi mereka kurang balas budi. Atau, merasa banyak berbuat untuk orang banyak, tapi mereka mengacuhkan diri kita saat ini. Dan seterusnya.
Jika gumulan rasa kecewa ini dibiarkan, maka energi akan mudah habis hanya untuk menggerutu dan emosi yang tak jelas. Padahal, jumlah dan stok energi tidak lagi seperti dulu.
Coba ikhlaskan semua yang seperti ‘tak berbalas itu’. Ikhlaskan jasa, kebaikan, bakti; hanya kepada Allah subhanahu wata’ala. Hal ini karena pahala dari semua kebaikan itu tak akan pernah menguap sia-sia di sisi Allah.
Dengan cara ini, kita tak akan merasa kehilangan secara sia-sia. Selain itu, kita bisa terus melebarkan senyum dan puas hati.
Tiga, Jangan Berhenti Berhias Diri.
Usia tua tak menjadi alasan seseorang berhenti berhias dan membugarkan diri. Justru, di masa tua, berhias dan kebugaran itu lebih diperhatikan.
Misalnya, memilih busana yang bagus dan kekinian, menjaga makanan yang sehat, berolah raga, dan menjaga keharuman badan.
Empat, Jangan Pernah Berhenti Mengasah Pikiran.
Jangan anggap usia tua sebagai berhentinya aktivitas berpikir. Yang tua itu fisiknya, pikirannya harus tetap fresh dan berkembang.
Ketika seseorang merasa tak perlu lagi banyak berpikir, maka itu sama saja dengan membekukan potensi dirinya. Sebaliknya, rangsangan untuk terus aktif berpikir akan menyegarkan energi pada otak dan hati kita. Mungkin kadarnya yang berbeda.
Jadi, jangan berhenti untuk membaca, menghafal Qur’an dan Hadis, berdiskusi tentang topik-topik kekinian, dan seterusnya.
Lima, Jangan Malas Bersilaturahim.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan, siapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan dilimpahkan rezekinya, hendaknya ia banyak bersilaturahim.
Bersilaturahim tidak mesti berkunjung ke tempat-tempat yang jauh. Cukup rutin shalat berjamaah di masjid bagi pria, aktif di masyarakat, menghadiri majelis taklim, sering berkunjung dan ngobrol dengan kerabat yang dekat, tetangga, dan seterusnya.
Jadi, jangan menyerah dengan bilangan usia. Biarkan yang tua usianya, tapi jiwanya selalu tetap muda. [Mh]