KORELASI antara ilmu dan kebangkitan dijelaskan oleh Ustaz Deden A. Herdiansyah.
Islam hadir pertama kali diawali dengan satu kata perintah, “Iqra (bacalah).”
Kata perintah yang terdapat dalam wahyu pertama itu menunjukkan bahwa membaca adalah sebuah hal penting yang harus menjadi prioritas.
Dia mengawali semua perintah Allah yang lain, bahkan sebelum perintah shalat, zakat, puasa, dan perintah lainnya.
“Iqra!” adalah simbol dari ilmu yang menjadi landasan peradaban.
Semakin kuat bangunan keilmuan sebuah bangsa, semakin kokoh bangsa itu dapat berdiri tegak.
Dari satu kata “Iqra!” itulah Islam kemudian berkembang menjadi sebuah peradaban besar.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Perjalanan sejarah telah membuktikan, bahwa ilmu selalu menjadi faktor utama kebangkitan dan kemajuan bangsa.
Dahulu, Islam pernah berada di puncak peradaban pada masa Bani Abbasiyah, karena ilmu menjadi pilar utamanya.
Demikian pula kebangkitan generasi Shalahuddin yang berhasil mengalahkan pasukan Salib dan mengembalikan Baitul Maqdis ke pangkuan umat Islam, merupakan buah dari pembaruan pendidikan yang digagas oleh Imam al-Ghazali dan Syeikh Abdul Qadir al-Jilani.
Dan yang tidak boleh dilupakan, keberhasilan perjuangan bangsa Indonesia melepaskan diri dari penjajahan juga tidak terlepas dari kebangkitan kaum terdidik pribumi.
Ilmu dan Kebangkitan (1)
Bukti-bukti itu semakin meyakinkan kita tentang pentingnya ilmu dalam kebangkitan umat dan bangsa.
Oleh sebab itu, upaya untuk membangkitkan kembali kewibawaan umat Islam tak boleh salah fokus dan salah arah.
Perbaikan aspek keilmuan harus menjadi prioritas dan langkahnya yang pertama
Dalam upaya perbaikan itu, setidaknya ada dua hal yang perlu diperhatikan.
Agar ilmu betul-betul menjadi energi kebangkitan dan menjadi solusi bagi persoalan-persoalan umat.
Bukan sebaliknya, ilmu justru menjadi senjata bagi orang-orang zalim dan rakus untuk menebar kemudaratan di tengah-tengah umat.
Dua hal itu adalah:
Baca juga: Pentingnya Ilmu Sejarah dalam Pendidikan Kita
1. Berorientasi pada Allah
Kegiatan mencari ilmu sejak awal hendaknya diniatkan untuk mencari ridha Allah.
Ilmu yang tercampuri oleh pragmatisme tidak akan banyak menghasilkan apa pun, selain justru membuat situasi menjadi semakin buruk.
Oleh sebab itu, sejak dahulu Rasulullah telah memperingatkan para penuntut ilmu untuk meluruskan niat dalam menuntut ilmu. Rasulullah bersabda:
مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا مِمَّا يُبْتَغَى بِهِ وَجْهُ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ لَا يَتَعلَّمُهُ إِلَّا لِيُصِيْبَ بِهِ عَرَضًا مِنَ الدُّنْيَا، لَمْ يَجِدْ عَرْفَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَة
“Barangsiapa menuntut ilmu yang seharusnya untuk Allah, namun ia tidak menuntutnya kecuali untuk mencari dunia, maka pada hari kiamat ia tidak akan mendapatkan bau surga.” (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad).
Rasulullah menyampaikan ancaman yang cukup serius bagi orang-orang yang niatnya menyimpang dalam menuntut ilmu.[Sdz]