RASULULLAH Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengadu kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Allah berfirman dalam Al-Furqan ayat 30:
وَقَالَ الرَّسُوْلُ يٰرَبِّ اِنَّ قَوْمِى اتَّخَذُوْا هٰذَا الْقُرْاٰنَ مَهْجُوْرًا ٣٠
Rasul (Nabi Muhammad) berkata, “Wahai Tuhanku, sesungguhnya kaumku telah menjadikan Al-Qur’an ini (sebagai) sesuatu yang diabaikan.”
Ayat ini menjelaskan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kelak di akhirat akan mengadukan umatnya tentang sikap mereka terhadap Al-Quran.
Mereka yang selama di dunia tidak mau memfungsikan Al-Quran sebagaimana mestinya, akan digolongkan ke dalam kelompok orang-orang yang meng-hajrul Quran.
Kata mahjuura adalah isim maf’ul dari kata hajara yahjuru wa mahjuran, artinya sesuatu yang ditinggalkan, tidak diperhatikan.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Atau diambil dari kata hajara yahjuru hujran yang artinya sesuatu yang dijadikan bahan tertawaan.
Sebagaimana dalam firman Allah dalam Al-Mu’minun ayat 67:
مُسْتَكْبِرِيْنَۙ بِهٖ سٰمِرًا تَهْجُرُوْنَ ٦٧
Dengan menyombongkan diri dan mengucapkan perkataan-perkataan keji terhadapnya (Al-Qur’an) pada waktu kamu bercakap-cakap pada malam hari.
Dengan demikian, hajrul Quran berarti menjadikan Al-Quran sebagai sesuatu yang ditinggalkan, tidak diperhatikan, atau sesuatu yang diperolokkan atau diperdebatkan dengan dusta.
Baca juga: Mengintip Kenikmatan Surga yang Abadi
Rasulullah Mengadu Kepada Allah
Misalnya menganggap bahwa Al-Quran itu tidak lengkap, atau selain Al-Quran ada petunjuk yang lebih tepat bagi kehidupan manusia.
Ibnu Katsir ketika mengomentari ayat tersebut menjelaskan bahwa termasuk bentuk meninggalkan Al-Quran adalah tidak mengimani keberadaannya.
Atau juga tidak membacanya, tidak mentadaburinya (memahaminya) atau tidak mengamalkannya dan tidak menjadikannya sebagai sumber hukum dalam kehidupan masyarakat.
Semua perilaku semacam itu kelak nantinya akan diadukan oleh Rasulullah untuk mendapatkan pembalasan sesuai kadar sikap manusia terhadap Al-Quran.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
Sedang Al-Quran itu bisa menjadi hujah yang menolong atau menyudutkanmu (HR. Muslim).
Keberkahan Al-Quran tidak hanya sekadar dalam bacaannya.
Sungguh tidak pantas dengan kedudukan Al-Quran yang agung, apabila hanya digunakan sebagai bacaan pengantar bagi orang yang telah eninggal.
Nilai-nilai Al-Quran harus mengalir dalam derap kehidupan berkeluarga, masyarakat, dan negara.
Sumber: Kumpulan Kultum Terlengkap Sepanjang Tahun – Dr. Hasan El Qudsy
[Sdz]