SOAL lepas jilbab. Aku dulu pernah merasakan apa yang dirasakan anak perempuan itu, aku sebut si dia. Aku juga pernah punya teman yang kemudian lepas jilbab ketika kuliah di Australia. Culture shock mungkin.
Enggak enak pakai jilbab di tengah orang yang tidak faham. Di luar negeri tepatnya. Di tengah bule, di tengah orang Korea, bahkan ada cowok Japan, baik banget sama aku dan suka nolong kalau aku enggak ngerti, (ini pengalaman waktu aku kuliah di Australia), tepatnya di Curtin Uni.
Ditanya tanya macam-macam misal; Kamu yakin dengan pilihan kamu memakai jilbab ke mana-mana? Yang nanya orang Jepang.
Susah menjelaskan dan tatapan matanya membuat aku jadi merasa ‘bodoh‘ dan salah.
Belum ada ustaz yang ngajarin cara untuk menjelaskan jilbab pada non muslim. Engak ada yang faham.
Musti kuatt dan paling enak memang enggak usah pakai jilbab jadi tidak ada pertanyaan yang bikin kita susah menjawab, dan nampak bodoh dan ikut-ikutan.
Akhirnya akan timbul perdebatan dan ketika sudah mulai memanas banyak pihak mendukung si Japan.
Adalagi ketika aku masuk ke sebuah area sport, beberapa orang berdiri dan keluar, aku tanya why?
Kata anakku ‘karena kita pakai jilbab’
Ok, mungkin banyak orang bilang khan jilbab sudah common di negara barat. Yaa bener, tapi di lingkungan pertemanan di kelas dan tempat kuliah, tetap saja ‘kamu different’.
Hal lain lagi, aku enggak diajak ketika teman sekelasku si Brazil birthday~ bayangan mereka aku ini Islami dan religious yang mana mereka memandang aku tuh kayak biarawati jadi aku enggak diajak ke mana-mana dan alhasil enggak begitu punya teman. Mereka baik sih, tapi aku enggak diajak ..
Jilbab terus terang sedikit mempersulit pergaulan. Kalau enggak kuat memang akhirnya banyak yang lepas jilbab.
Beda dengan di Indonesia, enggak ada yang tanya, enggak ada yang memandang dengan heran.
Pilihan untuk bersosialisasi di luar negeri cuma 2; pakai jilbab dan ikut dalam lingkungan yang berbau keislaman, misal di mesjid atau acara-acara pengajian.
Atau bergaul dan berbaur tapi tetap saja ada batas yang membuat kita merasa didiskriminasi karena kita berbeda.
Terus rasanya kayak, tua. Sebab yang lain salaman dan disalamin, di sana pergaulan akrab sehingga ada anak murid yang gendong gurunya yang langsing ketika birthday hal mana yang kayak gini enggak bisa dilakukan bila kita berjilbab.
Berjilbab di luar negeri? Siap-siap kekurangan teman, andaikata banyak teman yaa milihnya hanya dapat orang Melayu atau Indonesia atau maksimal Brunei.
Tetap ada diskriminasi dalam pergaulan.
Beda dengan cowok muslim. No atribut wajib .
Baca juga: Jangan Salah Sebut, Ini Beda Jilbab, Hijab, Kerudung, Khimar, Niqab dan Burqa
Soal Lepas Jilbab
Saran saya: Ananda pulang saja. Sebab “anak perempuan membangunkan rumah di neraka untuk ayah bila dia tidak menggunakan jilbab“
Saran saya: Temani ananda di luar negeri.
Saran saya: Jangan anak perempuan jauh-jauh dari orangtua.
Saran saya: nikahkan anak gadis kita, ketika hendak kuliah atau kerja di luar negeri.
Biar temannya adalah suaminya sendiri.
Saran saya, ajak anak agar mau masuk dalam lingkungan yang islami yang ada di luar negeri, namun akan agak sulit sebab hanpir semua pengajian di luar negeri (yang istiqomah dan mudah dan easy going) adalah orang-orang PKS dan dikenal sebagai extrim khan? Dan exclusive, jadi segan pasti untuk ikutan dalam kajian-kajian muslimah yang biasanya dibuat oleh orang-orang PKS.
Nah saran saya: ‘Kuu angfusakum wa ahlikum naroo‘ ~ ayat ini aja deh jadi patokan.
Jangan sampai anak kita kuliah di luar negeri lalu dapat kerjaan dan kemudian finally merasa punya hak untuk menentukan nasib dan jalan hidupnya sendiri ‘ ~ karena dah bisa hidup mandiri .
Saran saya: “doa ibu tetap yang utama dan makjleb“
Saran saya, yuk niletizen jangan menghakimi l.
Susah jadi anak itu. Fahamilah.
Tapi saran saya: “pulang lebih baik“
Sebelum anak burung berubah menjadi elang dan mampu mencari makan sendiri dan menjadi burung cantik yang terbang bebas “tidak memerlukan siapapun dengan prinsip aku adalah diriku, diriku adalah aku.”
Keputusan di tangan orangtua bukan di tangan anak.
Note: Aku adalah ibu yang lelah. Ibu yang sangat dikenali di immigration Australia karena bolak balik sebulan sekali selama bertahun-tahun.
Aku; ibu yang lelah. Lelah menjaga anak-anak dari sejak remaja hingga dewasa di luar negeri dan akhirnya menikah dengan lelaki yang dicintainya dan mencintainya, dan mereka berdua akhirnya tinggal di Australia. Semoga sakinah mawaddah wa rahmah.
Semoga ayah ibu sekalian bisa lebih tegas pada anaknya: “ Kuu angfusakum wa ahlikum naaro”
Jagalah diri dan kluarga dari api neraka ~ (mumpung burung masih muda dan belum jadi raja yang punya posisi dan bisa apa-apa sendiri).
Now or never …
@ topiknya bukan jilbab, tapi jilbab membuatnya terganggu dalam menjawab pertanyaan yang kadang membuatnya jadi bodoh dan juga membatasi pergaulan karena sedikit dianggap ‘alien‘ – weird.
Whatever people talk, ahh you don’t understand the real situation.
Wallahu ‘alam bisawab
# jalan jalan ke China dulu yaa.
Dengar berita jangan sok tahu
Ada permen nyangkut di kursi
Jangan ikut-ikutan, Koment sana koment sini
Makan Indomi dengan buah mangga
Jangan mudah menghakimi, tolong fahami dia.
Mohon maaf, bila ada ketersinggungan.
Fifi P. Jubilea (S.E., S.Pd., M.Sc., Ph.D – Oklahoma, USA).
Owner and Founder of Jakarta Islamic School (Jakarta fullday); Kalimalang, Joglo, Depok.
Owner and Founder of Jakarta Islamic Boys Boarding School – Megamendung
Owner and Founder of Jakarta Islamic Girls Boarding School – Mega cerah
Next;
Owner and Founder of Jubilea Islamic College (2023) – Purwadadi Subang – setara SMP dan SMU. Boys and girls.
Owner and Founder of Jubilea University (2024) – Purwadadi and Malaka
Founder and Owner of Jakarta Islamic School, Jakarta Islamic Boys Boarding School (JIBBS), Jakarta Islamic Girls Boarding School (JIGSc)
Visit: //www.facebook.com/fifi.jubilea
Jakarta Islamic School (JISc/JIBBS/JIGSc): Sekolah sirah, sekolah sunnah, sekolah thinking skills (tafakur), sekolah dzikir dan sekolah Al-Qur’an, School for leaders
For online registration, visit our website:
𝗵𝘁𝘁𝗽𝘀://𝘄𝘄𝘄.𝗷𝗮𝗸𝗮𝗿𝘁𝗮𝗶𝘀𝗹𝗮𝗺𝗶𝗰𝘀𝗰𝗵𝗼𝗼𝗹.𝗰𝗼𝗺/
Further Information:
0811-1277-155 (Ms. Indah; Fullday)
0899-9911-723 (Mr. Mubarok; Boarding)
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jisc.jibbs.10
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
www.instagram.com/fifi.jubilea
Twitter (X):
https://twitter.com/mamfifi_jisc
Tiktok: