JANGAN asal membuat janji. Karena janji akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak.
Suatu hari, di masa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam belum sebagai rasul, beliau pernah membuat janji dengan seorang konsumen bisnisnya. Namanya Abdullah bin Abdul Hamzah.
Ada kembalian dagangan yang harus dikembalikan Rasulullah ke Abdullah itu. Keduanya pun membuat janji untuk bertemu di suatu tempat.
Namun, Abdullah lupa. Hal itu baru ia ingat setelah tiga kemudian. Ia pun segera menuju tempat pertemuan itu untuk memastikan jangan-jangan Muhammad memang masih ada di situ.
Benar saja. Muhammad memang masih ada di situ. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam berkata, “Engkau sudah menyusahkan saya. Sudah tiga hari aku menunggumu.”
Keteladanan ini terus dicontohkan Nabi kepada para sahabat di masanya. Dan para sahabat pun mengikuti akhlak Nabi dalam menepati janji itu, meskipun Nabi sudah lama wafat.
Suatu kali, pasukan Islam berhasil menaklukkan Suriah dari kekuasaan Romawi. Pasukan Romawi kabur dari Suriah dan kembali ke negeri mereka.
Penduduk Hims di Suriah itu menolak masuk Islam dan tetap pada ajaran agama nenek moyang mereka. Karena itu, mereka lebih memilih membayar jizyah atau semacam pajak keamanan.
Di luar dugaan, pasukan Romawi dikabarkan akan balik lagi ke Suriah dengan jumlah pasukan yang jauh lebih besar. Para komandan Islam pun bersepakat untuk meninggalkan Hims untuk menghindari pasukan Romawi yang besar itu.
Mereka pun mengembalikan uang jizyah kepada penduduk Hims. Seluruh penduduk itu terheran-heran. Kenapa dikembalikan? Karena mereka mungkin berpikir kalau sudah dikuasai pasukan tertentu, maka wajar saja mereka dimintai uang keamanan.
Pasukan muslim menjelaskan, uang jizyah itu jaminan bahwa pasukan Islam akan melindungi warga Hims. Tapi karena merasa tidak mampu, maka uang itu pun mereka kembalikan, tak kurang sedikit pun.
Hal ini membuat warga Hims terkejut. Mereka begitu takjub dengan amanah dan tepat janji pasukan Islam. Serentak, semua warga Hims menyatakan diri masuk Islam. Dan mereka pun siap bertempur bersama pasukan Islam melawan Romawi. Karena kebersamaan itu, mereka mampu mengalahkan pasukan Romawi.
Begitu berkahnya menepati janji. Dan begitu berdosanya mereka yang mengingkari janji. Kelak di hari kiamat, semua janji itu akan dimintai pertanggungjawaban.
Karena itu, berhati-hatilah jika berjanji. Di zaman saat ini, bahkan tidak sedikit orang-orang yang sengaja mengeksploitasi janji. Mereka berjanji kepada orang banyak jika kelak menjadi pejabat akan melakukan ini dan itu.
Namun, janji-janji itu hanya sekadar siasat untuk meraih simpati dan dukungan. Berhati-hatilah dengan janji. Terlebih lagi, janji yang diberikan kepada orang banyak. [Mh]