ABDULLAH bin Mas’ud meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Penciptaan kalian dikumpulkan dalam Rahim ibunya dalam 40 hari berupa nutfah, kemudian menjadi segumpal darah selama 40 hari juga, kemudian menjadi segumpal daging selama 40 hari.
Selanjutnya Allah subhanahu wa ta’ala mengirimkan malaikat dengan membawa empat buah ketetapan, menuliskan rezekinya, pekerjaannya, sengsara atau bahagia, dan ditiupkan ruh ke dalamnya.”
(HR. Ahmad, Abu Dawud, At Tirmidzi, dan Ibnu Majah)
Baca Juga: ‘Taushiyah’ Anwar Ibrahim di Leadership Forum
Rahim yang Penuh Cinta
Dalam Rahim yang hanya Allah ciptakan untuk perempuan, Allah menghadirkan keajaiban yang lain. Dalam Rahim seorang Bunda, anak tumbuh mulai dari nutfah kemudian segumpal darah dan menjadi segumpal daging.
Dalam Rahim itulah tumbuh janin buah cinta Ayah Bunda. Dan lewat Rahim itu pula Allah menurunkan kasih sayangnya kepada ibu dan anaknya, terjalinnya ikatan cinta.
Dari Ibnu Umar Radhiyallahu Anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Perempuan yang hamil hingga melahirkan dan menyapih anaknya akan mendapat pahala seperti pahala orang yang terluka di jalan Allah. Jika ia meninggal pada masa itu, ia akan mendapat pahala mati syahid.” (Ibnu Jauzi)
Mengandung, melahirkan dan menyusui bagi seorang ibu bukanlah perkara yang mudah. Ketiga hal ini tidak akan sanggup dilakukan pun oleh seorang ayah.
Berat yang harus dibawa ibu yang mengandung, sakitnya kontraksi waktu melahirkan dan lelahnya ketika menyusui, merupakan perjuang secara fisik maupun psikis.
Jika bukan kasih sayang dan tarbiyah Allah, mungkin para ibu akan menyerah ketika dibebani tugas mulia ini. Hingga tugas mulia ini Allah ganjar dengan pahala orang-orang yang berjuang di jalan Allah.
Rahim ibu yang penuh cinta memberikan kenyamanan bagi janin sehingga ia bisa tumbuh dengan baik. Namun ada saja yang tidak menjaga rahimnya dengan baik, ia tidak sadar jika apa yang dia perbuat bisa mempengaruhi janin dalam rahimnya.
Rasulullah bersabda , “Anak yang celaka adalah anak yang telah mendapatkan kesempitan di masa dalam perut ibunya” (HR. Imam Muslim)
Ketika bayi masih dalam kandungan beberapa hal yang bisa dilakukan oleh Ayah Bunda untuknya,
1. Membacakan Al-Qur’an
Ibu yang mengandung membiasakan diri untuk membaca al qur’an. Begitu juga dengan ayah, seringlah membacakan Al qur’an dekat-dekat dengan ibu.
Membiasakan memperdengarkan ayat-ayat Al Qur’an ayah dan ibu serta janin bisa menjadi tenang, tidak dihinggapi rasa gelisah.
Memperdengarkan Al Qur’an juga bisa merangsang perkembangan otak anak. Membaca al Qur’an juga dengan harapan agar kelak bayi lahir akan menjadi anak sholeh yang selalu membaca Al-Qur’an dan mengamalkannya.
2. Membacakan doa
Salah satu usaha yang kita lakukan untuk mendapatkan anak yang sholeh adalah dengan berdoa. Doa yang dibaca untuk memperoleh anak yang shaleh adalah doa Nabi Zakariya.
“Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik (shaleh). Sesungguhnya Engkaulah Maha mendengarkan doa.” (QS. Ali-Imran: 38 ).
3. Mengajak berbicara
Pada minggu ke-25 janin sudah dapat mendengar dan mengenali suara orang-orang terdekatnya seperti ibu dan ayahnya. Ajaklah janin untuk berbicara sambil mengelus-elus perut ibu.
Mulailah memperkenalkan anggota keluarga kepada janin. Misalnya, “Ini Bunda, Sayang.” Atau “Eh itu Ayah baru pulang kerja.” Bisa juga mulai membacakan cerita atau bernyanyi.
4. Menjaga perilaku orang tua
Janin dalam Rahim ibu mempunyai ikatan yang kuat dengan ibunya karena itu, ibu sebaiknya menjaga akhlaknya. Berusaha hanya berkata yang baik karena setiap ucapan orangtua terhadap anaknya adalah doa.
5. Menjaga makanan
Agar tumbuh dengan baik janin membutuhkan makanan yang sehat. Agar menjadi anak yang sholeh, janin membutuhkan makanan yang halal lagi baik. Jagalah segala yang ibu konsumsi jangan sampai mencelakai janin dalam Rahim. (My/Ln)