PRACTICE makes perfect. Motivator parenting dari Rumah Pintar Aisha, Randy Ariyanto membagikan sebuah quote yang dapat memberikan inspirasi bagi kita semua termasuk juga bagi para orang tua yang sedang berjuang mendidik anak-anaknya.
Apa itu? Ini quote-nya:
Kalau ingin menjadi pembicara hebat, hanya butuh 1 % bakat dan 99 %-nya adalah usaha. Kalau ingin menjadi wirausahawan berhasil hanya butuh 1 % bakat sedangkan 99 %-nya adalah usaha.
Kalau ingin menjadi politikus handal cuma butuh 1 % bakat dan 99 %-nya adalah usaha. Kalau ingin menjadi pelajar cerdas hanya butuh 1 % bakat sedangkan 99%-nya adalah usaha.
Jadi, kalau ingin sukses dalam bidang tertentu hanya butuh 1% bakat sedangkan 99 %-nya adalah usaha.
Sekali lagi saya ditegaskan ya, jika ingin sukses itu hanya membutuhkan 1% bakat dan 99 %-nya adalah usaha.
Usaha yang dimaksud adalah berupaya sekuat tenaga mewujudkan apa yang diinginkan diiringi dengan doa.
Bunda, di dunia ini hampir tidak pernah ada cerita, seseorang tanpa ada latihan/usaha tiba-tiba menjadi penyanyi yang hebat, seseorang tanpa usaha tiba-tiba menjadi seorang pemain sepak bola terkenal, seseorang tanpa ada usaha tiba-tiba menjadi wirausaha kaya raya, seseorang yang tanpa belajar tiba-tiba menjadi seorang ilmuwan.
Coba perhatikan pemain sepakbola terbaik dunia saat ini misalnya Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo. Mereka tidak muncul tiba-tiba dari langit menjadi pemain terbaik.
Mereka berlatih dan terus berlatih hingga menjadi hebat. Semua orang hebat di dunia ini karena usaha kerasnya untuk senantiasa menjadi hebat.
Dalam konteks ini, ternyata bakat tidak akan berguna jika tidak diasah dan tidak dilatih. Bakat itu ibarat pisau yang akan tumpul jika tidak diasah, namun akan menjadi tajam jika terus diasah.
Setiap orang punya bakat tetapi bakat-bakat yang tidak dilatih tidak akan muncul. Bakat itu akan tetap ada dalam diri dan tetap akan bersembunyi selama tidak melatihnya.
Oleh karena itu, dalam kamus hidup ini tidak ada istilah tidak berbakat. Setiap orang pasti punya bakat walaupun pada bidang-bidang tertentu bakatnya tersebut tidak menonjol tetapi pada bidang-bidang lainnya pasti ada yang menonjol.
Namun sekali lagi, bakat yang menonjol itu sekalipun jika tidak diasah juga tidak akan ada gunanya, sebaliknya, bakat yang tidak menonjol sekalipun, jika rajin diasah dan dilatih secara konsisten akan tampak hasilnya.
Siapa saja yang terus berlatih dan berlatih, yang terus berusaha dan berusaha, yang terus mencari pengalaman akan menjadi hebat. Practices makes perfect.
baca juga: Kaidah Parenting dalam Surat Yusuf
Practice Makes Perfect
Di Tiongkok pada zaman dahulu kala, hidup seorang panglima perang yang terkenal karena memiliki keahlian memanah yang tiada tandingannya.
Suatu hari, sang panglima ingin memperlihatkan keahliannya memanah kepada rakyat. Lalu diperintahkan kepada prajurit bawahannya agar menyiapkan papan sasaran serta 100 buah anak panah.
Setelah semuanya siap, kemudian Sang Panglima memasuki lapangan dengan penuh percaya diri, lengkap dengan perangkat memanah di tangannya.
Panglima mulai menarik busur dan melepas satu persatu anak panah itu ke arah sasaran. Rakyat bersorak sorai menyaksikan kehebatan anak panah yang melesat!
Sungguh luar biasa! Seratus kali anak panah dilepas, 100 anak panah tepat mengenai sasaran.
Dengan wajah berseri-seri penuh kebanggaan, panglima berucap, “Rakyatku, lihatlah panglimamu! Saat ini, keahlian memanahku tidak ada tandingannya. Bagaimana pendapat kalian?”
Di antara kata-kata pujian yang diucapkan oleh banyak orang, tiba-tiba seorang tua penjual minyak menyeletuk,
“Panglima memang hebat! Tetapi, itu hanya keahlian yang didapat dari kebiasaan yang terlatih.”
Sontak panglima dan seluruh yang hadir memandang dengan tercengang dan bertanya-tanya, apa maksud perkataan orang tua penjual minyak itu.
Tukang minyak menjawab, “Tunggu sebentar!” Sambil beranjak dari tempatnya, dia mengambil sebuah uang koin Tiongkok kuno yang berlubang di tengahnya.
Koin itu diletakkan di atas mulut botol guci minyak yang kosong. Dengan penuh keyakinan, si penjual minyak mengambil gayung penuh berisi minyak, dan kemudian menuangkan dari atas melalui lubang kecil di tengah koin tadi sampai botol guci terisi penuh.
Hebatnya, tidak ada setetes pun minyak yang mengenai permukaan koin tersebut. Panglima dan rakyat tercengang. Mereka bersorak sorai menyaksikan demonstrasi keahlian si penjual minyak.
Dengan penuh kerendahan hati, tukang minyak membungkukkan badan menghormat di hadapan panglima sambil mengucapkan kalimat bijaknya,
“Itu hanya keahlian yang didapat dari kebiasaan yang terlatih! Kebiasaan yang diulang terus menerus akan melahirkan keahlian”.
Cerita di atas memberikan pemahaman bagi kita bahwa sesuatu yang terus kita latih maka kita akan menjadi hebat di bidang itu.
Jadi Bun, teruslah menemukan bakat yang ada dalam diri anak. Jika sudah ketemu, asah terus bakat itu sampai menjadi hebat.
Sangat mungkin rezeki Allah sudah Allah titipkan pada bakat yang dibawa anak tersebut.[ind]