ZONA nyaman adalah saat segalanya terasa akrab, mudah, dan tidak stres.
Seorang bocah begitu asyik bermain dengan kelomang. Hewan sejenis kepiting yang selalu membawa ‘rumah’nya ini begitu menarik perhatiannya.
Terkadang, kelomang berjalan cepat. Tapi kadang pula, berhenti dan bersembunyi kedalam ‘rumah’nya.
“Yah, kenapa kelomang bersembunyi kedalam ‘rumah’nya?” tanya sang bocah kepada ayahnya.
“Dia tidak nyaman, Nak,” jawab pendek sang ayah.
“Tidak nyaman? Apa yang membuatnya tidak nyaman, Yah? Aku nggak ganggu kok!” sergah sang bocah menyangkal jawaban ayahnya.
“Itu hanya perasaan kelomang saja, Nak. Kalau ia merasa tidak nyaman, ia akan bersembunyi di dalam ‘rumah’nya,” jelas sang ayah yang diiringi anggukan anaknya.
“Oh begitu,” sahut sang anak kemudian.
“Tapi kamu jangan salah, Nak. Ia hanya bersembunyi sejenak. Kalau ia merasa sudah nyaman, ia akan maju lagi. Karena kelomang tidak pernah mundur!” ungkap sang ayah yang sedikit mengernyitkan dahi sang bocah.
**
Kelomang butuh zona nyaman. Dan, begitu pun kita. Ketika suasana terasa tidak lagi nyaman, kita akan berusaha mencari ‘tempat’ untuk mengistirahatkan hati. Ada yang ingin menjauh dari suasana, bahkan ada yang ingin lepas sama sekali.
Berbeda dengan kita, kelomang hanya sejenak menikmati zona nyaman. Setelah sejenak itu, ia pun maju lagi dengan energi seperti biasanya.
Selain itu, benar yang dikatakan sang ayah di atas, kelomang tidak pernah berjalan mundur. Ia memang bersembunyi sejenak, tapi setelah itu tetap berjalan maju menghadapi kenyataan di depannya. [Mh]