BERDOA itu ibarat orang yang memanah. Mengapa demikian? Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
ليس شيء أكرم على الله عز وجل من الدعاء
“Tidak ada sesuatupun yang paling mulia di sisi Allah ‘azza wa jalla melebihi doa.”
(HR. Al-Bukhari “Al-Adabul Mufrad” 712 dll dihasankan Syaikh Nashir)
Baca Juga: 3 Waktu Utama Berdoa di Bulan Ramadan
Berdoa Ibarat Orang yang Memanah
Doa artinya permohonan seorang hamba kepada Rabbnya tatkala ia berkata, “Yaa Rabbi, yaa Rabbi” atau ungkapan yang serupa itu seraya memohon kepada Allah ta’ala mengabulkan apa yang dia inginkan dan menghilangkan apa yang tidak dikehendakinya.
Demikian penjelasan Syaikh Al-‘Allamah Al-Utsaimin rahimahullah.
Adapun pengaruh kuat lemahnya doa kembali kepada keadaan orang yang berdoa.
Sebab itu sebagian ulama mengibaratkan doa seperti memanah. Pertama adanya sasaran, kedua panah yang lurus, ketiga adanya kekuatan untuk menarik busurnya.
Pertama, yang menjadi sasaran dalam doanya hanyalah Allah bukan yang lain ini yang disebut ikhlas dalam berdoa.
Kedua, panah yang lurus yaitu doa yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di dalam Al-Qur’an was Sunnah.
Ketiga, yaitu kekuatan berupa kesungguhan ketika berdoa memohon dengan penuh keyakinan bukan coba-coba dan dipanjatkan pada waktu-waktu yang mustajab seperti ketika sujud dalam shalat, sebelum salam, sepertiga akhir malam, ketika turun hujan, antara adzan dan iqamah dan seterusnya.
Siapa yang memperhatikan ketiga hal ini sungguh Allah tidak akan menyia-nyiakan doanya. [Cms]
https://t.me/manhajulhaq