MENUNTUT ilmu sebanyak tarikan nafas. Seberapa besarkah kebutuhan kita terhadap urusan makan dan minum? Tentu semua kita sepakat bahwa urusan makan dan minum merupakan suatu kebutuhan dasar bagi manusia.
Kita perlu mengelola urusan ini misalnya dari segi waktu, ada sarapan, makan siang dan makan malam.
Dari segi kelayakan, makanan dan minuman itu harus halalan thayyiban serta hal-hal lainnya di mana kita merasa penting memperhatikan urusan makan minum.
Namun, jika diajukan pertanyaan, seberapa besar usaha dan perhatian kita terhadap urusan menuntut ilmu? bisa jadi jawaban kita akan sangat beragam.
Mungkin ada yang menjawab sangat penting, penting, kurang penting atau tidak penting.
Jadi, ada orang yang bersungguh-sungguh mengelola waktu dan sumber daya yang dimilikinya untuk belajar, baik dengan menghadiri majelis ilmu, membaca buku, menghadiri seminar, diskusi dll.
Pada era digital ini bahkan kebutuhan akan ilmu sangat mudah terpenuhi melalui berbagai platform digital seperti YouTube, Facebook, Google, dan lain-lain.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengabarkan kepada kita bahwa orang yang gemar belajar atau menuntut ilmu agama merupakan tanda bahwa Allah Ta’ala menghendaki kebaikan untuknya, baik di dunia maupun di akhirat.
Baca Juga: Meneladani Sahabat Nabi dalam Menuntut Ilmu
Menuntut Ilmu Sebanyak Tarikan Nafas
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
وَمَنْ يُرِدْ اللَّه بِهِ خَيْرًا يُفَقِّههُ فِي الدِّين
“Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Allah akan memahamkan dia dalam urusan agamanya.” (Bukhari dan Muslim)
Karenanya kita perlu merenungkan seberapa penting urusan mencari ilmu dalam keseharian kita. Berapa banyak waktu kita luangkan untuk belajar.
Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah punya rumusan khusus tentang perbandingan antara urusan makan minum dengan urusan menuntut ilmu, beliau berkata :
النَّاسُ إِلَى الْعِلْمِ أَحْوَجُ مِنْهُمْ إِلَى الطَّعَامِ وَالشَّرَابِ. لِأَنَّ الرَّجُلَ يَحْتَاجُ إِلَى الطَّعَامِ وَالشَّرَابِ فِي الْيَوْمِ مَرَّةً أَوْ مَرَّتَيْنِ. وَحَاجَتُهُ إِلَى الْعِلْمِ بِعَدَدِ أَنْفَاسِهِ
“Kebutuhan manusia terhadap ilmu itu melebihi kebutuhannya terhadap makanan dan minuman.
“Hal itu karena seseorang membutuhkan makanan dan minuman hanya sekali atau dua kali (saja), adapun kebutuhannya terhadap ilmu itu sebanyak tarikan nafasnya.” [Madaarijus Saalikiin, 2/440]
Semoga kita semua termasuk orang yang memiliki perhatian yang lebih terhadap urusan menuntut ilmu hingga kebutuhan dan perhatian kita terhadap ilmu sebanyak tarikan nafas kita.[ind]
Sumber: https://t.me/robbanimediatama