Chanelmuslim.com – Kisah Sebagai Kurikulum Pendidikan Manusia
Dulu kita mengenal dongeng-dongeng legenda dari berbagai negeri tanah air yang masih diperdebatkan antara fakta dan mitos. Sebagian besar dongeng tersebut telah menghiasi alam pikiran sebagian masyarakat dulu. Terkadang dongeng-dongeng ini menjadi metode penanaman sikap bagi anak-anak. Sementara Alquran yang memuat kisah-kisah nyata penuh hikmah seperti terlupakan. Ustadz Ali Markasan Al-Ghafani, Lc. menuliskan bagaimana Rasulullah menanamkan iman pada para sahabat dengan kisah dalam Alquran. Sepertiga isi Alquran adalah kisah-kisah nyata orang terdahulu yang banyak sekali hikmahnya. Berikut adalah tulisannya.
Ada fakta yang menarik ketika kita mencermati rahasia sukses Rasulullah SAW dalam mendidik para Shahabat beliau. Bagaimana tidak? Kaum buta huruf yang tinggal di negeri gersang tanpa pepohonan bisa menjadi pemimpin peradaban dunia.
Inilah potret kaum buta huruf tersebut sebelum mendapatkan sentuhan pendidikan dari Sang Rasul Mu’allim SAW.
Baca Juga: Paragon Educational Leadership Program: Sumbangsih untuk Pendidikan Indonesia
Kisah Sebagai Kurikulum Pendidikan Manusia
“Dialah (Allah) yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul dari kalangan mereka, yang membacakan ayat-ayatNya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka al-Kitab dan Hikmah (as-Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata”. (QS. al-Jumu’ah: 2)
Dalam ayat ini tidak hanya terdapat gambaran betapa terbelakangnya kaum dimana Rasulullah SAW diutus. Namun dalam ayat ini pula terdapat kurikulum dahsyat yang mengubah kaum terbelakang tersebut menjadi pemimpin dunia.
Ya, kurikulum itu langsung bersumber dari Sang Pencipta alam semesta. Di awal, ada proses pembacaan ayat-ayatNya yang disertai dengan proses Tazkiyah (pensucian), sampai tiba saatnya umat ini diajari hukum dan Taklif ibadah yang bersumber dari al-Qur’an dan as-Sunnah.
Proses pertama adalah pembangunan pondasi yang kokoh melalui pelajaran iman (aqidah) dan akhlak. Dilanjutkan pada proses selanjutnya berupa pembebanan ibadah-ibadah. Proses pertama terjadi pada fase Makkiyyah, sedangkan proses berikutnya terjadi pada fase Madaniyyah.
Di antara kurikulum Qur’ani tersebut adalah dengan kisah-kisah. Artinya kisah-kisah dalam al-Qur’an memiliki peranan penting dalam pendidikan umat manusia. Lantas seberapa banyak muatan kisah dalam kurikulum Qur’ani? Ternyata sepertiga kurikulum Qur’ani adalah dengan kisah.
Menariknya ketika kita cermati lebih dalam, ternyata sepertiga al-Qur’an yang berisi kisah-kisah ini hampir semuanya turun di Makkah. Artinya kisah-kisah ini berperan dalam pendidikan iman (aqidah) dan akhlak yang merupakan pondasi awal bangunan umat ini sebelum diberi beban-beban berupa Taklif ibadah.
Maka ketika kita dapati generasi umat ini yang merasa berat dengan beban-beban ibadah, berarti penyakitnya ada di pondasi iman (aqidah) dan akhlaknya. Lantas apakah solusi dan obatnya? Salah satunya adalah dengan kisah.
Wallahu A’lam. (w)
Ali Markasan al-Ghafani Lc | http://telegram.me/TadabburKisahNabi