Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), Dedi Rolis dan Pita Puspitasari, yang membuat produk kerupuk kulit sapi asli Indramayu berhasil tembus pasar Internasional di Korea Selatan.
Berkat pendampingan dari Dompet Dhuafa dan PT. Niaga Teknologi Indonesia melalui Rumah Edukasi, produk kerupuk kulit ini berhasil lolos kompetisi saat ada permintaan ekspor. Sebanyak 2.400 pieces telah dikirim ke Korea Selatan dua minggu yang lalu.
Baca Juga: OJK dan BSI Bersinergi Kembangkan UMKM Lewat Bank Wakaf Mikro
Usaha Kerupuk Kulit Sapi Asli Indramayu Berhasil Tembus Pasar Korea Selatan
Pita mengaku banyak kendala yang dialami dalam proses produksinya, khususnya terkait fasilitas seperti tempat produksi hingga mesin produksi. Ia berharap ada konstribusi dari pemerintah setempat dalam mengatasi kendala tersebut.
Sementara itu Wina, penggiat UMKM dari PT Niaga Teknologi Indonesia, mengatakan proses pendampingan yang harus ditempuh cukup panjang, yaitu sekitar satu tahun untuk bisa ekspor kerupuk kulit sapi ini, mulai dari standar produk, legalitas, flowchart, dokumen untuk pelolosan beacukai, hingga uji laboraturium baik di Indonesia dan Korea Selatan.
Wina mengatakan bahwa banyak UMKM berkembang di Indramayu namun tidak memiliki pendampingan dan edukasi tentang managemen usaha yang baik mulai dari cara menghitung HPP, cara menghitung penyusutan, menentukan harga jual, harga distributor, harga reseller, hingga standar produksi yang tepat.
Semua ini bertujuan untuk melahirkan pelaku UMKM yang tidak hanya bisa memproduksi tapi menikmati hasilnya, karena banyak sekali pelaku usaha yang masih kebingungan untuk menghitung dan menentukan keuntungan yang akan diperoleh.
Seiring berjalannya waktu, Wina bersama Dompet Dhuafa mampu melahirkan UMKM yang tidak hanya memiliki produk tapi juga bisa tembus pasar nasional maupun internasional. [Ln]