Surah Al-Kautsar adalah surah paling pendek dari surah-surah lain yang terdapat di dalam Al-Qur’an. Meskipun begitu Ibnu Qayyim mengatakan bahwa surah ini penuh dengan faedah.
إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ (1)
Suatu hari Rasul tertidur sejenak, saat bangun beliau tersenyum. Para sahabatpun bertanya, “Mengapa engkau tersenyum wahai Rasulullah?”
Baca Juga: Kiat Melatih Diri Dekat dengan Al-Quran
Surah Paling Pendek dalam Al-Qur’an
Rasul menjawab, “Telah turun kepadaku sebuah surah tadi” Lalu Rasulullah membaca surah al-Kautsar.
Kemudian, Rasulullah bertanya kepada para sahabatnya, “Tahukah kalian apa itu al-Kautsar?”
Para sahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.”
Lalu Rasul menjawab, “Al-Kautsar adalah sungai yang Allah telah janjikan untuk Rasulullah di hari kiamat kelak. Umatku akan mendatangi sungai tersebut.”
Namun para Ulama memiliki banyak penafsiran mengenai makna dari surah Al-Kautsar ini. Ada yang mengatakan telaga di padang Mahsyar atau kebaikan yang banyak atau sungai di surga, atau kitab Al-Qur’an dan lain-lain.
Perbedaan makna yang beragam ini tidak saling bertentangan. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa makna Al-Kautsar adalah kenikmatan yang banyak.
Kalimat أَعْطَي arti asalnya adalah memberi untuk dimiliki dengan jumlah sedikit. Jika dikaitkan dengan kata setelahnya yaitu al-Kautsar yang artinya banyak, maka ayat ini bermakna bahwa saat kita memberi kita harus merasa bahwa apa yang kita beri masih sedikit, ini untuk menghindari sifat bakhil
Dan jika kita menerima pemberian maka kita harus merasa bahwa apa yang kita terima banyak untuk menumbuhkan rasa syukur.
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ (2)
Atas nikmat Allah yang banyak itu maka berdo’alah dan berkurbanlah kepada Allah sebagai bentuk syukur. Do’a adalah inti ibadah.
Huruf fa‘ menunjukkan urutan suatu kejadian yang memiliki jarak yang singkat atas satu kejadian dengan kejadian setelahnya.
Maka makna dari ayat ini mengajak kita untuk bersegeralah untuk beribadah atau berdo’a kepada Allah setelah mendapat nikmat.
إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ (3)
Orang yang membenci Nabi Muhammad adalah orang yang terputus. Maksud dari membenci disini adalah membenci ajaran Nabi Muhammad dan juga membenci pribadi Nabi.
Mereka ini disebut sebagai al-Abtar yaitu orang yang tidak dapat keturunan ataupun orang yang namanya tidak disebutkan setelah ia wafat. Mereka juga terputus dari kebajikan. [Ln]