ChanelMuslim.com – Siapa yang tidak suka Travelling? Bepergian kini telah menjadi gaya hidup bagi kebanyakan orang, terlebih masyarakat muslim yang gemar bepergian ke luar negeri. Tapi ada hal yang lebih penting dari sekadar mempersiapkan tips-tips travelling. Tim dakwah hijab Alila menceritakan pengalamannya bagaimana seharusnya muslimah itu saat pergi Travelling.
Acara talk show Yuk Ngaji Jakarta Selatan bertema “Syar’i Traveller” di Masjid Nurul Amal, Jakarta, Ahad (22/12) menghadirkan Influencer yang juga Traveler Benefiko, juga Sintasariss dan Evhierisma sebagai penulis buku syar’i traveler. Kegiatan ini dihadiri kurang lebih 150 peserta dari berbagai kota di Indonesia.
Sintasariss mengatakan bahwa semua aktivitas berasal dari niat. Niat yang baik akan menghasilkan hikmah yang baik, begitupun dengan travelling, harus diawali dengan meluruskan niat karena Allah.
“Ada perbedaan travelling biasa dan travelling syar’i. Kalau jalan-jalan biasa cukup dengan persiapan budget dan lain-lainnya. Tapi ada yang lebih penting untuk muslimah yang harus diketahui, yaitu persiapan meliputi niat dan praktik,” ujarnya.
Menurut Sintasariss, ada dua hal yang wajib dipraktikkan saat travelling.
“Pertama, persiapan, meliputi niat yang lurus, meliputi pembiayaan, dan apa saja yang mau dibawa. Kedua praktik, sebagaimana syariat Islam, jangan sampai meninggalkan kewajiban, dan tentunya muslimah mengenakan pakaian yang syar’i, travelling itu hukumnya mubah, tapi aktivitasnya harus disesuaikan dengan hukum syara,” ucapnya.
Selanjutnya yang harus dipersiapkan adalah menentukan tujuan, ke tempat seperti apa yang akan dikunjungi, karena tujuan sebagaimana harus keterkaitan dengan hukum syara.
“Karena tujuan travelling syar’i adalah untuk mencari hikmah, mencari pelajaran. Ketika niat kita udah salah, hikmah itu akan susah kita dapat, dan enggak akan berarti apa-apa, itu sih yang aku alamin”, tambahnya.
Sementara itu, Evhierisma menambahkan bahwa bekal ilmu juga penting bagi seorang traveller.
“Sebagaimana orang yang beriman, ketika tujuan travelling itu karena Allah, pastinya ada rasa ingin menceritakan kembali apa yang kita dapat dan itu bermanfaat, harus mempersiapkan dan memperhatikan gimana hukumnya, perlu mahram apa enggak, makanya harus punya bekal ilmu dulu”, ucap Evhierisma sebagai penulis buku Syar’i Traveler.
Dalam Islam, wanita sangat dijaga dan dihormati, sebagaimana dalam safar perjalanan jarak jauh, jika jarak yang ditempuh 1 x 24 jam, maka wajib didampingi oleh mahrom.
Imam Malik mengatakan bahwa rombongan bisa dijadikan sebagai mahrom, agar bisa menjaga dari fitnah.
“Selain itu, alasan safar harus diwajibkan didampingi dengan mahrom itu untuk alasan keselamatan, keamanan. Karena wanita itu punya kehormatan yang harus dijaga izzah iffah-nya, dibanding laki-laki, maka mahrom itu diwajibkan” kata Benefiko sebagai influencer dan traveler.
Tujuan diselenggarakannya acara tersebut adalah untuk meningkatkan ghirah muslimah agar lebih memperhatikan niat yang lurus saat bepergian jarak jauh, sebagaimana keterkaitan dengan hukum syara serta mengambil hikmah dari sebuah perjalanan.[ind/Walidah]