DINAMIKA kehidupan terjadi pada setiap manusia. Merupakan hal wajar yang terjadi karena sejatinya akan menjadi pendewasaan untuk diri sendiri.
Tak jarang dinamika tersebut mengundang emosi senang dan sedih.
Kadang yang menjadi persoalan selanjutnya juga adalah durasi waktu kita untuk mengelola perasaan emosi yang hadir tersebut.
Ustazah Lulung Mumtaza menjelaskan bahwa dalam hidup terkadang ada rasa sedih, gembira, galau, dan lain sebagainya.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Dari Aisyah Radhiyallahu ‘Anha, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pulang dari perang Tabuk atau Khaibar. Pada rak barang milik Aisyah terdapat ditutupi (kain) penutup. Tiba-tiba angin bertiup lalu salah sisi dari kain penutup itu tersingkap sehingga mainan boneka-boneka berwujud anak perempuan milik Aisyah kelihatan. Maka nabi bertanya, “Ini apa wahai Aisyah?” Aisyah menjawab, “Boneka-boneka perempuanku.” Nabi melihat di antara boneka-boneka tadi terdapat kuda yang memiliki dua sayap yang terbuat dari potongan kain yang terdapat tulisan di dalamnya.
Senang dan Sedih Pada Tempatnya
Baca juga: Rahasia Hari Esok
Dari hadits ini kita belajar bahwa hidup itu ada ketawa, ada menangis. Tergantung pada situasi dan kondisi saja.
“Jangan nangis melulu, jangan ketawa melulu. Yang penting tau tempatnya. Karena yang menganugerahkan rasa sedih dan senang itu juga Allah. Jelas tidak dilarang untuk tertawa dan tidak berdosa. Nabi saja tertawa,” jelas Ustazah Lulung.[Sdz]