ChanelMuslim.com – Korn Ferry Futurestep melakukan survei kepada para profesional di seluruh Asia Pasifik (APAC) di bulan September dan awal Oktober 2017. Berdasarkan survei ini, ditemukan bahwa, terlepas dari mereka merasa pekerjaan tersebut cocok, hampir 8 dari 10 (79%) responden cenderung tidak menerima pekerjaan jika mereka diperlakukan buruk selama proses perekrutan. Hanya 14% tetap menjadi pelanggan sebuah perusahaan jika mereka pernah memiliki pengalaman buruk sebagai kandidat. Dan, 30% tidak yakin perekrut akan memberikan bekal dan tips yang dibutuhkan untuk mendapatkan pekerjaan.
Sementara itu, hanya lebih dari sepersepuluh (14%) yang akan tetap menjadi pelanggan sebuah perusahaan jika mereka memiliki pengalaman buruk sebagai seorang kandidat, lebih dari setengah (51%) akan cenderung mengajak teman-teman dan anggota keluarga mereka untuk berhenti menjadi pelanggan. Terlebih lagi, seperempat (27%) akan mempertimbangkan untuk menggunakan media sosial untuk membagikan pengalaman buruk mereka sebagai seorang kandidat suatu pekerjaan.
“Kegagalan menyajikan lingkungan yang efektif dan informatif selama proses perekrutan, bisnis atau perusahaan akan menjauhkan diri dari kandidat-kandidat terbaik, serta berpotensi kehilangan pelanggan setia,” ucap Pip Eastman, Managing Director, APAC Regional Solutions, Futurestep.
Pip Eastman juga menambahkan hal ini berarti uang dan waktu akan terbuang, dan kemungkinan kehilangan pendapatan karena kehilangan pelanggan.
Alasan yang paling mengecewakan selama proses perekrutan memberikan dua alasan yang mengejutkan. Meskipun sebanyak dua perlima (44%) mengatakan tidak menerima informasi lanjutan dari perekrut atau manajer merupakan hal yang paling mengecewakan, hampir sepertiga (32%) menunjuk pada orang yang tidak sopan saat wawancara. Hal ini menjadi penting ketika mempertimbangkan bahwa para responden sering mencari petunjuk dan dukungan dari para perekrut dan manajer selama proses perekrutan.
Neil Griffiths, Vice President, Global Brand, Marketing & Communication, Futurestep mengatakan, “Perekrut dan manajer penguji seharusnya melihat budaya perusahaan dan memastikan bahwa strategi go-to-market sejalan dengan merek. Suatu merek yang dapat mengkomunikasikan tujuan dan budayanya dan bagaimana peran setiap individu di dalam pada akhirnya akan tampil sebagai rekruter yang jauh lebih menarik.”
Survei yang dikumpulkan dengan 589 tanggapan. Persentase dibulatkan ke desimal terdekat. Jumlah total juga mungkin tidak sama dengan 100 persen. (Wnd)