ASOSIASI Tuli Muslim Indonesia (ATMI) mengajak Direktur Majelis Hukama Muslimin (MHM) kantor cabang Indonesia Dr. H. Muchlis Muhammad Hanafi, M.A. menjadi pembina.
Asosiasi tersebut dibentuk sebagai wadah komunitas Tuli muslim Indonesia dalam menyosialisasikan baca tulis Al-Quran untuk kalangan Tuli muslim.
Salah satu komunitas Tuli yang hadir, Ibtisamah Mulia, berharap dengan diangkat sebagai pembina, Muchlis Hanafi dapat meningkatkan kapasitas dan kompetensi SDM Tuli Muslim.
“Kami berharap mendapat dukungan dalam menyosialisasikan baca-tulis Al-Quran di kalangan Tuli muslim sebagai upaya bersama dalam meningkatkan kapasitas dan kompetensi SDM Tuli Muslim sehingga mereka dapat memperoleh kesempatan yang sama dengan lainnya,” jelas Ketua Ibtisamah Mulia, Nur Indah Harahap, Jumat (21/07/2023), dikutip dari Muslim Elders.
Selain itu, Nur Indah juga mengungkapkan visi ATMI yaitu menjadi pusat rujukan layanan belajar Quran isyarat.
“Saat ini gencar sosialisasi Quran isyarat, tapi banyak orang mengambil referensi yang salah,” jelas Nur Indah kepada ChanelMuslim.com.
Oleh karena itu, ATMI turut berkontribusi dalam penyusunan standardisasi mushaf Al-Quran bahasa isyarat, sebagai pedoman bagi Tuli muslim dalam membaca Al-Quran bersama Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) Kementerian Agama RI.
Kunjungan perwakilan komunitas Tuli muslim ke kantor MHM Indonesia di Park Tower, Jakarta, itu disambut baik oleh Muchlis Hanafi.
Baca juga: Yayasan Ibtisamah Mulia Buka Pelatihan Membaca Al-Quran Isyarat Gratis untuk Umum
Asosiasi Tuli Muslim Indonesia Ajak Direktur Majelis Hukama Muslimin Jadi Pembina
Muchlis bercerita, perjumpaannya dengan komunitas Tuli muslim Indonesia bermula ketika dirinya menjabat sebagai Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ).
“Saat itu, di tengah badai Covid-19 pada tahun 2020, atas permintaan komunitas Tuli muslim, saya menginisiasi standardisasi mushaf Al-Quran bahasa isyarat, sebagai pedoman bagi Tuli muslim dalam membaca Al-Quran. Selama ini mereka mengaji dengan cara beragam,” sebut Muchlis.
Selama dua tahun lebih riset dan pengembangan dilakukan, Muchlis melanjutkan, baru pada September 2022 terbit Keputusan Menteri Agama (KMA) tentang penetapan mushaf standar Al-Quran isyarat.
Komunitas Tuli muslim Indonesia, kata Muchlis, menyampaikan terima kasih dan apresiasi atas tersusunnya mushaf Al-Quran bahasa isyarat beserta pedoman belajar dan membacanya.
Dalam kesempatan itu, Muchlis juga menjelaskan visi dan misi MHM, yaitu meneguhkan toleransi, harmoni, koeksistensi dan persaudaraan umat manusia.
“Dalam kaitan memperkuat jalinan persaudaraan sesama manusia, MHM juga memberikan perhatian penuh kepada para penyandang disabilitas,” tandasnya.
Sebelumnya, Asosiasi Tuli Muslim Indonesia (ATMI) dibentuk pada 31 Mei 2022 di Ballroom Hotel Aloft, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan.
Susunan pengurus ATMI yaitu Ketua Ir. Rama Syahty dari Majelis Taklim Tuli Indonesia (MTTI), Sekretaris Joan Nur Alim (RQI), dan Bendahara Basiimah dari Ibtisamah Mulia.
Muchlis yang pada waktu itu menjabat sebagai Ketua LPMQ mengatakan menyambut baik dan siap mendukung serta memfasilitasi kegiatan penyusunan bahasa isyarat Al-Qur’an untuk Tuli/disabilitas rungu.
Sebelumnya, LPMQ sudah memfasilitasi disabilitas netra dengan menyusun Mushaf Al-Qur’an 30 Juz dan Terjemahannya dalam huruf Braille, dan buku Pedoman Membaca dan Menulis Al-Qur’an Braille.[ind]