MAKANAN merupakan hal pokok dalam tubuh kita. Tapi, sehat dan sakit kadang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada di perut.
Semua kita suka makan. Tapi masalahnya, tidak semua kita memahami mana yang baik dan tidak dari makanan.
Biasanya makanan dipilih karena daya tariknya. Misalnya, terasa lezat, manis, gurih, pedas, kriuk, dan lainnya.
Bahkan saat ini, makanan menjadi pilihan anak-anak muda bukan karena kepastian lezatnya. Tapi karena viralnya di iklan atau media sosial. Nggak peduli apakah itu sehat atau tidak.
Allah subhanahu wata’ala berfirman, “Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya.” (QS. ‘Abasa: 24)
Memperhatikan tentu bukan sekadar melihat dan menatap. Tapi memahami betul baik dan buruk apa yang akan kita makan.
Jadi, lezat dan viral saja tidak cukup untuk menjadikan makanan favorit atau tidak. Tapi karena maslahat dari makanan itu.
Hal ini karena apa yang masuk ke perut bisa dibilang sumber utama penyakit. Ginjal dan lever sakit karena makanan yang masuk, jantung pun demikian. Dan yang pertama sakit tentu lambung itu sendiri.
Repotnya, orang bukan sekadar tidak memperhatikan apa yang akan ia makan. Tapi menjadikan makanan-makanan terkenal sebagai buruan kulinernya. Tak peduli sehat atau tidak.
Allah subhanahu wata’ala berfirman, “Makan dan minumlah, tapi jangan berlebihan.” (QS. Al-A’raf: 31)
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidaklah anak Adam memenuhi wadah yang lebih buruk dari perut. Cukuplah bagi anak Adam memakan beberapa suapan untuk menegakkan punggungnya. Tapi jika melebihi, hendaklah sepertiga perut untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk bernafas.” (HR. Tirmidzi)
Imam Syafi’i memberikan nasihat, “Kekenyangan membuat badan menjadi berat, hati menjadi keras, menghilangkan kecerdasan, membuat sering tidur, dan malas beribadah.” (HR.
Di sisi lain, ada sejumlah bahan makanan yang bukan menyehatkan, tapi justru menimbulkan penyakit. Antara lain, kandungan gula yang berlebihan, lemak, campuran kimia pada pengawet dan pemanis, dan lainnya.
Sayangnya, makanan di masyarakat kita kandungan gulanya menjadi dominan. Bisa dibilang di atas enam puluh persen makanan kita berisi kandungan gula yang tinggi.
Antara lain, makanan kita yang serba karbohidrat, terbiasa dengan minuman yang manis, serba gorengan, dan makan besar di waktu malam.
Contoh, tidak sedikit dari kita yang makan nasi dengan mie, bakwan, tempe goreng tepung, dan minumannya es teh manis dingin.
Nasinya karbo, mienya karbo, bakwannya karbo, tempe tepungnya karbo, dan teh manisnya apalagi. Semua ‘disempurnakan’ dengan karbo yang diolah dengan gorengan.
Kelebihan kadar gula dan tepung dalam tubuh bisa menimbulkan berbagai penyakit. Mulai diabetes, obesitas, penyumbatan pembuluh darah yang bisa menimbulkan stroke, jantung, dan lainnya.
Memang rasanya enak dan bisa bikin selera makan meningkat. Tapi, bahaya untuk kesehatan juga sangat tinggi.
Cobalah latih diri kita untuk mengkonsumsi makanan yang sehat, jangan terlalu kenyang, dan meminum air putih. Lebih sehat lagi dengan berpuasa. Insya Allah sehatnya lahir dan batin. [Mh]