PESAN perdamaian yang disampaikan oleh Ghanim Al-Muftah mampu menyihir warga dunia. Usianya baru 20 tahun. Namun penampilannya yang hanya sekian menit viral di media sosial.
“Wahai manusia, sesungguhnya Aku menciptakan kalian dari laki-laki dan perempuan dan menjadikan kalian bersuku-suku dan berbangsa-bangsa untuk saling mengenal.”
Ia membacakan QS Al Hujurat: 13 dan berdialog dengan pemenang Oscar Morgan Freeman.
Tak terlihat sedikitpun raut wajah grogi sekalipun harus satu panggung dengan aktor kelas dunia dan disaksikan 60 ribu penonton secara langsung di Stadion Al Bayt.
Ghanim lahir dengan kondisi langka yang dikenal dengan istilah Caudal Regression Syndrome. Itu adalah kelainan yang mengganggu perkembangan tulang belakang bagian bawah.
“Dalam kapasitas saya sebagai duta [Piala Dunia FIFA], saya ingin mengirim pesan harapan, inklusivitas, perdamaian, dan persatuan untuk kemanusiaan,” kata Ghanim penuh percaya diri pada media.
Penulis buku Journey to the Light Uttiek M. Panji Astuti, dalam akun IG-nya @uttiek.herlambang menulis, bukan suatu kebetulan, di malam yang sama dengan pembukaan Piala Dunia Qatar 2022 (20/11), di kota Solo berlangsung hajatan penutupan Muktamar Muhammadiyah ke-48.
Baca Juga: Ghanim al Muftah, Sosok Inspiratif yang Menarik Perhatian Dunia di Pembukaan Piala Dunia 2022
Pesan Perdamaian dan Indahnya Syiar Islam
View this post on Instagram
Sepanjang 3 hari perhelatan yang dihadiri 3 juta orang (sebagai perbandingan Piala Dunia Qatar 2022 diprediksi akan dihadiri 1,2 juta penonton), suasana berlangsung damai, teduh, dalam balutan ukhuwah.
Tidak ada keributan, caci maki di sosial media, apalagi sampai gontok-gontokan untuk berada di tampuk kepemimpinan.
Ada benang merah yang sama dari dua gelaran akbar itu. Ketika sebagian besar orang masih bicara tentang wacana Islam rahmatan lil alamin, baik Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia maupun Muhammadiyah telah memberikan bukti.
Melalui berbagai amal usahanya, Muhammadiyah memberikan kontribusi nyata pada masyarakat dan menunjukkan indahnya syiar Islam.
Begitupun dari Qatar. Stigmatisasi, pembentukan opini, hingga tak tayangnya siaran langsung upacara pembukaan yang dilakukan oleh BBC, dijawab dengan sangat elegan.
Qatari (penduduk Qatar) menunjukkan pada dunia indahnya wajah Islam melalui sambutan yang ramah, kumandang adzan yang direlay ke dalam stadion, hingga “pembelaan” itu muncul sendiri dari para pesohor dunia.
“Tiga jam tanpa minum bir, Anda masih tetap hidup,” tegas Presiden Fifa, Gianni Infantino.
Dari Qatar dan Solo, pesan perdamaian dan mulianya Islam dikabarkan pada dunia.[ind]