APA ITU tamayyuz? Dalam channel telegramnya @manhajulhaq, Ustaz Fikri Abul Hasan menuliskan bahwa tamayyuz artinya memisahkan diri dari orang-orang yang menyelisihi manhaj dan akidah Salaf.
Baca Juga: Apa itu Khurafat?
Apa itu Tamayyuz?
Dari Sa’id bin Sallam Al-Bashri berkata, aku mendengar Abu Hanifah An-Nu’man berkata,
لقيت عطاء بمكة فسألته عن شيء فقال : من أين أنت؟ فقلت : من أهل الكوفة. قال : أنت من أهل القرية الذين فارقوا دينهم وكانوا شيعا ؟ قلت : نعم ! قال: فمن أي الأصناف أنت ؟ قلت : ممن لا يسب السلف ويؤمن بالقدر ولا يكفر أحدا من أهل القبلة بذنب فقال عطاء : عرفت فالزم
“Aku menemui Atho di Makkah maka aku bertanya kepadanya tentang suatu perkara; lalu beliau berkata, “Engkau dari mana?”
Aku (Abu Hanifah) menjawab, “Dari penduduk Kufah.”
Atho berkata, “Engkau berasal dari kota yang penduduknya telah memecah belah agama mereka dan menjadi bergolong-golongan.”
Aku katakan, “Ya!”. Atho bertanya lagi, “Engkau dari golongan yang mana?” Aku menjawab, “Dari golongan yang tidak mencela Salaf, beriman kepada qodar (takdir baik dan buruk), dan tidak mengkafirkan seorang pun lantaran dosa (maksiat).”
Atho berkata, “Engkau telah mengetahuinya maka tetaplah berpegang (dengan al-haq).”
(Tarikh Baghdad 13/231)
Golongan yang mencela Salaf adalah syiah rofidhoh.
Golongan yang menolak beriman kepada taqdir adalah qodariyyah.
Golongan yang mengkafirkan muslimin karena maksiat dosa adalah khowarij.
Para imam salaf senantiasa memisahkan diri dari ahlul bid’ah. Inilah sikap tamayyuz yang menjadi prinsip dakwah salafiyyah.
Syaikh Al-‘Allamah Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i berkata,
التميز ﺃﻱ ﺍﻻﻧﻔﺼﺎﻝ ﻋﻨﻬﻢ ﻓﻼ يجالسون ﻭ ﻻ يحضر ﻣﺤﺎﺿﺮﺍﺗﻬﻢ
“Tamayyuz yakni memisahkan diri dari mereka (ahlul bid’ah) tidak duduk bercengkrama dengan mereka dan tidak menghadiri forum mereka.”
(Nubdzah Mukhtashoroh hlm. 61)
Syaikh Al-‘Allamah Al-Fawzan berkata,
فالذي يزعم أنه على مذهب أهل السنة والجماعة يتبع طريق أهل السنة والجماعة ويترك المخالفين أما أنه يريد أن يجمع بين ( الضب والنون ) – كما يقولون -، أي : يجمع بين دواب الصحراء ودواب البحر؛ فلا يمكن هذا أو يجمع بين النار والماء في كِفَّة؛ فلا يجتمع أهل السنة والجماعة مع مذهب المخالفين لهم كالخوارج والمعتزلة، والحزبيين ممن يسمونهم : ( المسلم المعاصر )
“Orang yang mengaku dirinya di atas madzhab Ahlussunnah tentu dia akan mengikuti jalannya Ahlussunnah dan meninggalkan semua pihak yang menyelisihinya.
Adapun orang yang ingin menyatukan antara kadal dengan ikan sebagaimana yang mereka dengungkan. Yaitu menyatukan hewan melata dengan hewan laut atau ingin menyatukan air dengan api maka itu mustahil.
Karena Ahlussunnah tidak akan berkumpul dengan madzhab orang-orang yang menyelisihi mereka seperti khowarij, mu’tazilah, ataupun dari kalangan hizbiyyin yang mereka menamakan dirinya dengan “Muslim kekinian.”
وهو الذي يريد أن يجمع ضلالات أهل العصر مع منهج السلف فـ (( لا يصلح آخر هذه الأمة إلا ما أصلح أولها )) فالحاصل أنه لا بد من تمييز الأمور وتمحيصها
Orang seperti itu sebetulnya ingin mengompromikan kesesatan-kesesatan orang zaman sekarang dengan kebenaran manhaj Salaf.
Sungguh, “Tidak ada yang dapat memperbaiki akhir umat ini melainkan dengan apa yang telah memperbaiki generasi pendahulunya!”
Maka di sana harus ada tamyiz (membedakan al-haq dari al-batil) serta pemurniannya.”
(Al-Ajwibah Al-Mufidah – Soal 13)
Banyak lagi keterangan serupa dari para ulama yang mengharuskan memisahkan diri dari al-batil dan para pengusungnya.
Akan tetapi bersikap tamayyuz bukan berarti seperti katak dalam tempurung yang jumud, kaku, ekslusif.
[Cms]
https://t.me/manhajulhaq