Oleh: Ustadzah Aan Rohana
ChanelMuslim.com-Ikhlas merupakan tujuan pembinaan dalam tarbiyah.
Tarbiyah dianggap berhasil bila para mutarrobi menjadi hamba Allah yang ikhlas.
Ikhlas juga merupakan tujuan utama dakwah agar semua hamba bisa beramal dan beribadah semata-mata karena Allah.
Maka prinsip semua Nabi dalam berdakwah adalah “Tiada balasan kecuali dari Allah.”
Sesuai perintah Allah:
Padahal mereka hanya diperintahkan menyembah Allah dengan ikhlas mentaati-Nya semata-mata karena agama.” (al-Bayyiinah: 5).
Pantaslah suatu saat Umar menjumpai Mu’adz bin Jabal sedang menangis dekat kuburan Rasulullah, karena teringat sabda Rasulullah saw: “Sesungguhnya riya’ yang sedikit adalah perbuatan syirik, sesungguhnya Allah mencintai orang yang bertakwa lagi menyembunyikan amalnya”.
Orang yang ikhlas itu pandai menyembunyikan kebaikan-kebaikannya sehingga ketika dia hadir tidak dikenal dan ketika dia tidak ada, mereka tidak merasa kehilangan.
Dalam ajaran Islam, riya’ harus dibersihkan karena:
1. Riya menghapus amal kebaikan.
“Jika engkau mempersekutukan Allah maka terhapuslah amalmu dan kamu akan menjadi orang yang merugi” (Azzumar: 65)
2. Riya’ itu perbuatan orang-orang jahiliah yang tidak boleh dilakukan oleh orang-orang mukmin.
Dalam dakwah, tidak boleh riya’ karena akan menghancurkan dakwah.
Orang yang tidak ikhlas dalam berdakwah, akan tampak semakin mendekati dunia dan semakin jauh dari tujuan dakwah yang sesungguhnya, maka upaya-upayanya bukan untuk menegakkan kalimat Allah tapi untuk kepentingan dunianya.
Kecenderungan jiwa manusia itu berbeda-beda, yaitu sebagai berikut.
1. Nafsul Muthmainnah, (jiwa yang tenang), jiwa yang selalu merasa tenang saat taat dan selalu bersama dengan
Islam.
2. Nafsul lawwaamah, nafsu tercela, yaitu nafsu yang terombang ambing antara melakukan ibadah dan melakukan maksiat .
3. Nafsul Ammroh bissui, nafsu yang buruk yaitu nafsu yang selalu memerintahkan kepada perbuatan yang jahat.
Kita harus selalu berusaha menuju kepada nafsul Muthmainnah, dengan cara:
1. Iman yang kuat, beramal apapun hanya karena taat kepada Allah dan semata-mata untuk mendapatkan Ridha- Nya.
2. Mentaati Allah, Rasulullah, dan taat kepada pemimpin kalian. Sebagaimana telah diperintahkan oleh Allah dalam surat An-Nisa : 59.
Dalam setiap aktivitas dakwah, hanya boleh ada satu qiyadah yang ditaati, yaitu pemimpin yang terpilih secara sah.
3. Berjuang sepanjang hidup untuk kejayaan Islam, bukan untuk kepentingan pribadi, (Qs. 6:103)
Kisah Maslamah bin Abdul Malik dengan seorang pemuda bertopeng (shaahibun niqoob) dalam penaklukan benteng Romawi. Pemuda bertopeng, namanya tidak ingin dikenal oleh orang lain karena jasa besarnya, telah bisa mendobrak benteng penjagaan musuh yang sangat kuat, karena dia meyakini amal shaleh yang diterima oleh Allah adalah amal yang terjaga keikhlasannya, yang semata-mata karena Allah dan untuk Allah.
Luruskanlah niat hidup ini untuk Allah semata.
Ikhlas menurut Hasan Al Banna adalah:
Seorang muslim hendaklah mengarahkan kata-katanya, amal perjuangannya semata-mata hanya untuk mendapatkan ridho Allah swt dan mendapatkan pahala yang terbaik dari- Nya tanpa melihat kepada ghonimah, jabatan, julukan sebagai orang terdepan atau orang yang terakhir sehingga dia harus benar-benar menjadi prajurit fikroh dan aqidah, bukan prajurit untuk tujuan duniawi dan manfaat duniawi.
Semboyan hidupnya adalah Allahu qoyyatuna.
Syarat amal yang diterima Allah:
1. Ikhlas
2. Sesuai dengan syariat Allah dan rasul-Nya. (QS. Luqman: 22)
QS. Al Kahfi :110
Syarat bertemu dengan Allah adalah harus benar-benar ikhlas, beramal sholih sesuai dengan syariat, tidak boleh ada mempersekutukan Allah.
Ikhlas letaknya di dalam hati, hanya Allah yang tahu.
Urgensi ikhlas:
1. Hanya amal yang ikhlas yang diterima oleh Allah.
2, Hanya amal yang ikhlas yang dianggap sebagai amal yang sholih, maka amal yang tidak ikhlas tidak dianggap sebagai amal sholih, justru menghapus seluruh amal (Azzumar : 65).
Imam Al Ghazali berkata: semua orang binasa kecuali orang yang berilmu, orang yang berilmu binasa kecuali orang yang beramal, orang yang beramal binasa kecuali orang yang ikhlas.
2. Ikhlas adalah sumber amal. Ikhlas seperti air pada dunia ini untuk kehidupan makhluk. Seorang ulama berkata:
“Ilmu laksana benih, amal laksana tanaman, air laksana keikhlasan.”
3. Ikhlas dapat menata kehidupan untuk akhirat. QS 3:152, Allah menceritakan bahwa orang kadang dibagi dalam dua kelompok, yaitu ada yang hidupnya untuk dunia dan ada hidupnya untuk akhirat.
QS.3:145, :
“Barang siapa menginginkan balasan dunia, maka Allah akan beri, dan barang siapa menginginkan balasan akhirat maka Allah akan beri”
Qs. Hud : 15-16. Bila orang beramal untuk kesenangan dunia Allah akan beri,tapi mereka akan mendapat tempat di neraka, dan Allah menghapus semua amal perbuatan baiknya.
Dalam surat Syura: 20, Allah telah menerangkan: “Barang siapa yang menginginkan kehidupan akhirat, maka Allah akan terus menambahnya, dan barang siapa yang menginginkan kehidupan dunia, maka Kami beri tetapi dia tidak akan mendapatkan nasib (
keberuntungan) di akhirat.
4. Menjaga seluruh amal untuk tetap diterima oleh Allah dan diberikan balasannya.
5. Berlipat ganda pahalanya. QS. Ar Rum: 39,
6. Mendapatkan ketenangan.
Hadits: “Barang siapa yang keinginannya cuma satu (keridhaan Allah) maka Allah akan penuhi keinginan di dunianya, dan barang siapa yang keinginannya bercabang-cabang (banyak), maka Allah tidak akan peduli di penjara dunia mana dia binasa.” (HR Hakim dan Baihaqi)
Hadits: “Barang siapa yang niatnya untuk akhirat, maka Allah akan kumpulkan segala urusannya oleh-Nya dan diberikan kekayaan di dalam hatinya dan dunia selalu mendatanginya walaupun dia sudah tidak merasa butuh.”
7. Diberikan kekuatan jiwa.
Rasulullah saw bersabda di ujung Hadits qudsi yang panjang bahwa Allah swt berfirman: “Yang paling kuat adalah anak Adam yang bersedekah dengan tangan kanannya tapi tidak diketahui oleh tangan kirinya.” (HR Tirmidzi dan Ahmad)
Dalam surat Al-Qossos: 88. “Segala sesuatu akan binasa kecuali Allah swt.”
Jadi orang yang ikhlas itu sangat kuat jiwanya karena selalu bersandar kepada Allah yang Maha Kuat yang tidak pernah binasa sedikitpun.
8. Istiqomah
Orang yang ikhlas akan terus beramal sampai akhir hayatnya, karena orang yang ikhlas amalnya tidak bergantung pada pujian manusia, dan tidak berkurang atau berhenti amalnya saat dicela atau dihina oleh manusia.
9. Diberikan keberanian dalam menghadapi tantangan dan hambatan.
Orang yang ikhlas itu memiliki kekuatan jiwa, maka tidak takut dan tidak surut saat menghadapi tantangan dan hambatan. Bahkan dia akan berjuang keras untuk sukses menghadapi tantangan ataupun hambatan. Orang yang ikhlas meyakini bahwa hambatan dan tantangan adalah ujian dari Allah yang harus dihadapi dengan ikhlas.
Kiat menjaga keikhlasan:
1. Bersyukur
2. Berani menolak bisikan syetan dan nafsu (surat Al-Jatsiyah: 23)
3. Tidak tergesa-gesa
4. Memiliki prinsip untuk berpegang teguh pada Islam
5. Yakin bahwa beribadah adalah hak Allah.
6. Bersahabat dengan orang-orang yang ikhlas.
7. Melakukan hal-hal yang menambah keimanan dan meninggalkan hal-hal yang merusak keimanan.
Jadi ikhlas sangat penting untuk hidup kita maka pertahankanlah keikhlasan sampai nafas yang terakhir.
Wallahu a’lam bishshawaab
(ind)