ChanelMuslim.com – Gerakan perlawanan Islam Palestina Hamas mengumumkan pengangkatan seorang perempuan Palestina sebagai anggota biro politik untuk pertama kalinya sejak pembentukannya.
Jamila Al-Shanti, 64, adalah perempuan pertama yang menjadi anggota biro politik tersebut.
Baca juga: Hamas Berduka atas Wafatnya Salah Satu Pendirinya
Berbicara kepada Anadolu Agency, dia mengatakan bahwa dia datang ke posisi ini bukan dengan penunjukan tetapi melalui pemilihan, sembari menambahkan bahwa perempuan memainkan peran penting dalam Hamas.
“Perempuan mengambil bagian dalam proses pengambilan keputusan politik Hamas. Konsultasi diadakan dengan perempuan tentang beberapa masalah militer.
Hamas tidak dapat membuat keputusan tentang masalah operasional, politik, atau strategis kecuali jika Dewan berkumpul, di mana perempuan ikut mengambil bagian,” Kata Al-Shanti.
Perempuan Pertama yang Dipilih dalam Pemilihan Internal
“Dalam proses pemungutan suara, konsultasi, dan pengambilan keputusan administratif, perempuan mempengaruhi proses pengambilan keputusan. Ada masalah yang perlu mereka konsultasikan dengan kami,” tambahnya.
Hamas memulai proses pemilihan internal pada 18 Februari. Proses pemilihan ini akan berakhir pada akhir Maret.
Gerakan Hamas adalah kelompok saingan utama partai Fatah Presiden Palestina Mahmoud Abbas. Hamas sendiri memenangkan pemilihan parlemen Palestina terakhir pada tahun 2006.
Presiden PA Mahmoud Abbas mengumumkan pada bulan Januari bahwa pemilihan legislatif akan diadakan pada bulan Mei, diikuti oleh pemilihan presiden pada bulan Juli.
Ini akan menjadi pemilihan pertama wilayah itu sejak 2006, ketika Hamas memenangkan mayoritas kursi di parlemen Palestina, memicu gelombang penangkapan para anggotanya oleh Israel.
Delapan anggota parlemen Palestina yang terpilih saat ini berada di penjara Israel. Pada hari Senin, pengadilan militer Israel menghukum Khalida Jarrar, seorang aktivis politik terkemuka dan anggota dewan legislatif, dua tahun penjara karena “menghasut kekerasan” dan menjadi anggota “organisasi terlarang”.
Menurut kelompok hak asasi tahanan Palestina Addameer, 4.400 warga Palestina ditahan oleh Israel pada Januari: 37 adalah wanita, 160 adalah anak-anak.[ah/anadolu]