Menghadapi kebencian di dalam jajaran penegak hukum, banyak polisi Muslim di AS memilih untuk tetap diam atas meningkatnya pelecehan, penghinaan dan kecurigaan yang mereka dapatkan dari rekan-rekan sesama polisi di seluruh negeri.
“Saya merasa seperti berbicara dengan orang yang berada di titik terendah dan tidak bisa menjangkau mereka,” tutur Mujahid Rasheed, seorang perwira polisi di Richmond, California, mengatakan kepada Aljazeera.
“Karena saya seorang Muslim, saya bisa pergi ke masjid dan terhubung dengan para anggota komunitas kami,” Rasheed, yang lahir dan dibesarkan hanya 30 km sebelah selatan dari Richmond di Hayward.
Bergabung kepolisian pada bulan Desember 2008, Rasheed tergerak oleh semangat untuk melayani masyarakat.
Hari ini, ia mengatakan beberapa pejabat departemen melakukan diskriminasi terhadap dia dan petugas polisi lainnya mengganggunya karena dia seorang Muslim.
“Saya sudah terbiasa mendengar petugas lainnya membuat komentar yang menghina tentang Muslim, seperti memanggil kami towelheads atau pelaku bom bunuh diri, tapi saya tidak pernah membalasnya karena saya hanya ingin ketenangan,” katanya.
Pelecehan yang dilaporkan Rasheed adalah bagian dari gambaran yang lebih besar, di mana aparat penegak hukum pada Ahad lalu berjanji untuk meninjau sekitar 1.000 kasus pelecehan yang dilakukan oleh empat petugas polisi San Francisco yang dituduh mengirimkan serangkaian pesan teks rasis dan homofobia.
John Crank, profesor kriminologi dan pidana di University of Nebraska Omaha dan penulis tujuh buku tentang budaya dan etika polisi, mengatakan bahwa perbedaan tidak ditoleransi di wilayah kerja tersebut.
“Departemen Polisi lingkungan yang koersif, dan ada tekanan internal yang luar biasa untuk homogenitas,” tegas Crank.
“Jika Anda sangat berbeda, Anda dapat dikucilkan dalam kepolisian,” ujarnya.
Bagi umat Islam mencoba untuk mengambil pekerjaan menjadi seorang perwira di dalam kepolisian bukanlah sesuatu yang mudah untuk diatasi.
“Kebanyakan polisi beragama Kristen, dan banyak yang melihat saya sebagai orang luar meskipun kita semua melindungi komunitas yang sama,” kata Shafiq Abdussabur, seorang polisi Muslim dari Connecticut.
Abdussabur, seorang perwira polisi selama 19 tahun dan mantan ketua Asosiasi Nasional Pejabat Kulit Hitam Penegak Hukum, adalah contoh hidup bagaimana diskriminasi terhadap polisi Muslim.
Setelah serangan 9/11, ia melihat sebuah pergeseran yang ekstrim dalam dirinya di departemen di mana rekan-rekan menuduhnya bagian dari sel tidur Al-Qaidah.[af/onislam]