Chanelmuslim.com- Seluruh hamba ditanya tentang tuhan yang dahulu mereka sembah dan tentang jawaban mereka kepada para rasul. Hal-hal ini telah dijelaskan sebelumnya.
Mereka juga ditanya tentang perbuatan-perbuatan yang telah mereka lakukan dan tentang kenikmatan yang telah mereka rasakan dalam kehidupan dunia. Mereka pun ditanyai tentang janji-janji mereka dan tentang pendengaran, penglihatan, dan akal pikiran mereka.
Baca Juga: Hal-hal yang Ditanyakan dalam Hisab
Hal-hal yang Ditanyakan dalam Hisab (2)
4. Janji
Allah akan menanyakan hamba-hambaNya tentang apa yang telah janjikan kepadaNya, “Dan mereka sungguh telah berjanji dengan Allah itu akan ditanyakan.” (QS. Al-Ahzab: 15)
Setiap perjanjian yang dibuat antara sesama manusia juga akan ditanya oleh Allah. “Dan tepatilah janji. Sesungguhnya janji akan ditanyakan.” (QS. Al-Isra: 34)
5. Pendengaran, Penglihatan, dan Akal Pikiran
Allah akan meminta pertanggungjawaban hamba-hambaNya akan semua yang mereka lakukan. Karena itu, Dia memperingatkan untuk tidak mengatakan sesuatu yang tidak diketahui.
“Dan janganlah kamu ikuti apa yang kamu tidak tahu. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan akal pikiran, semua itu akan dimintai pertanggungjawabannya.” (QS. Al-Isra: 36)
Qatadah mengatakan, “Janganlah kau katakan ‘saya melihat’ padahal kamu tidak melihat, ‘saya dengar’ padahal kamu tidak dengar, dan ‘saya tahu’ padahal kamu tidak tahu. Sesungguhnya Allah akan menanyakan itu kepadamu.” (Tafsir Ibnu Katsir: 306)
Kandungan ayat ini antara lain adalah bahwa Allah melarang mengatakan sesuatu tanpa didasari ilmu dan hanya berdasarkan perkiraan (prasangka) yang merupaka keraguan dan khayalan, sebagaimana firman Allah, “Jauhilah banyak prasangka. Sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa.” (QS. Al-Hujurat: 12)
“Dalam hadis disebutkan, ‘Jauhilah prasangka karena prasangka itu ucapan yang paling bohong.’ Dalam Sunan Abu Dawud, ‘Tunggangan laki-laki yang paling buruk adalah ucapan ‘kata mereka…’
“Dalam hadis lain, ‘Sesungguhnya kebohongan yang paling dibuat-buat adalah pengakuan seorang lelaki bahwa ia melihat dengan kedua matanya, padahal ia tidak melihat.’
“Dalam hadis shahih, ‘Siapa yang berpura-pura memimpikan sesuatu, pada hari kiamat akan diperintahkan untuk mengikat dua helai rambut, dan dia tidak akan bisa melakukannya.” (Tafsir Ibnu Katsir)
6. Amal Perbuatan yang Pertama Kali Dihisab
Amal perbuatan yang pertama kali dihisab dari seorang hamba adalah shalat. Apabila shalatnya baik, ia selamat dan beruntung. Jika sebaliknya, ia celaka dan merugi.
Dalam Sunan at-Tirmidzi dan an-Nasai diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. yang mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya amal seorang hamba yang pertama kali dihisab pada hari kiamat adalah shalatnya.
“Jika shalatnya baik, ia selamat dan beruntung; jia shalatnya rusak, ia celaka dan merugi. Jika dari shalat fardhunya ada yang kurang, Allah swt. berkata, ‘Lihatlah, apakah hambaKu ini mempunyai shalat sunnahyang dapat melengkapi kekurangan shalat fardhunya.’ Kemudian setelah itu, barulah amal-amal yang lain dihisab.”
Dalam Sunan Abu Dawud diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Nabi saw. bersabda, “Sesungguhnya amal perbuatan manusia yang pertama kali dihisab pada hari kiamat adalah shalat. Allah Azza wa Jalla berkata kepada para malaikatNya, ‘Lihatlah, shalat hambaKu ini, apakah sempurna atau kurang?’
“Bila shalatnya sempurna, dicatat baginya shalat yang sempurna. Bila ada yang kurang, Allah berkata, ‘Lihatlah, apakah hambaKu ini mempunyai shalat sunnah?’ Jika ia memiliki shalat sunnah, Allah berkata, ‘Sempurnakanlah shalat fardu hambaKu ini dengan shalat sunnahnya.’ Setelah itu, baru kemudian amal-amal yang lain diperiksa.” (mh/foto:si-pedia.com )